Selasa, Agustus 26, 2008

Ono dino ono upo

Sudah seharusnya kita bersabar dan terus ikhtiyar, musibah kembali menimpa bangsa kita secara bertubi-tubi. Belum selesai menangani musibah bencana tsunami, tanah longsor, dan banjir bangsa kita dikejutkan dengan wabah diare, demam berdarah, dan busung lapar. Bahkan akhir-akhir ini wabah penyakit avian influenza yang biasa kita kenal dengan istilah flu burung mulai menjangkiti pada beberapa orang yang berujung pada kematian. Hal ini tentuanya membuat sebagian masyarakat dilanda kekhawatiran dan cemas. Tidak itu saja kelangkaaan dan kenaikan harga BBM yang berimbas pada kenaikan harga-harga kebutuhan pokok tidak dipungkiri semakin menambah panjang derita dan jumlah penduduk miskin bangsa kita
Menurut Menko Kesra Prof Dr Alwi Shihab selaku Ketua Komite Penanggulangan Kemiskinan bahwa berdasarkan data BPS pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin di Indonesia berjumlah 36,1 juta jiwa dan 70% dari mereka berada di wilayah Jawa & Bali ( gemari, Juni 2005: hal 32-33). Melihat realita tersebut Koentjaraningkat (1999: 237) mengatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia terutama rakyat pedesaan di Jawa adanya sikap mental yang rendah. Sikap mental merupakan istilah yang popular untuk dua konsep, sistem nilai budaya ( cultul value system ) dan sikap ( attitude ). Dalam masyarakat terdapat sejumlah nilai budaya yang saling berkaitan dan telah menjadi pendorong kuat untuk mengarakan hidup karena dianggap enteng dan berharga. Salah satu nilai budaya yang sampai saat ini masih tertanam pada sebagian masyarakat jawa terutama masyarakat pedesaan adalah “ ono dino ono upo” yang artinya sepanjang masih ada hari maka ada nasi. Berkenaan dengan nilai budaya tersebut maka timbul suatu pertanyaan, sejauh mana pengaruhnya dan bagaimana kita harus mensikapi nilai budaya tersebut
Pembahasan
Di tengah kondisi masyarakat yang sedang dilanda masalah ekonomi seperti sekrang ini maka sumber daya menusia peranan penting untuk diberdayakan, karena memiliki posisi strategis dalam memperbaiki kehidupan ekonomi. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah berkaitan dengan sikap mentalnya manusia sendiri sebagai pelaku ekonomi. Maka dari itu nilai-nilai budaya yang dirasakan menghambat pembangunan semestinya dirombak atau ditinggalkan. Salah satu contohnya adalah nilai budaya “ ono dino ono upo” yang dianut oleh sebagian masyarakat jawa, tak dapat kita pungkiri ikut andil terhadap timbulnya kemiskinan. Bila kita kaji lebih jauh pemahaman dan pengalaman niali budaya ono dino ono upo dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut
1. Menjadikan orang malas bekerja, tidak produktif, kurang menghargai pekerjaan dan tidak memiliki etos kerja yang tinggi karena berpedoman bahwa sepanjang masih ada hari pasti ada nasi atau makanan. Padahal agama Islam sangat menganjurkan untuk hidup berkecukupan dengan usaha produktif dan kerja keras demi tercapai tingkat kesejahteraan, sebagaimana Allah berfirman:


Artinya: Sesungguhnya Aku tak menyianyiakan amal orang yang beamal diantara kamu, baik laki-laki atau pun perempuan ( QS Ali Imron: 195 )


Artinya: Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagia dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya (QS Al Baqarah : 202)


Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya
Secara riil pemerintah bersama lembaga keuangan baik bank maupun non bank memiliki komitmen bahwa salah satu cara yang dianggap efektif untuk menanggulangi kemiskinan adalah melalui pelayanan sumber pembiayaan yang lebih baik bagi pengembangan usaha produktif dengan mengucurkan kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Semoga hal ini disambut postif dan menjadi pemacu usaha produktif
2. Menumbuhkan sikap nrimo . Menerima segala sesuatu baik yang bersifat material maupun kewajiban yang harus ditanggungnya ( Dejong, 1985: 19) Dari sikap nrimo ini biasanya akan melahirkan sikap apatis, pasrah dan enggan bekerja keras, Jika kemiskina menimpa mereka maka hal itu diyakini sebagai takdirnya. Berkenaan dengan hal tersebut kita patut mengingatkan perkataan Umar bin Khottob yang mengatakan “ Sesungguhnya aku benci jika melihat salah seorang diantara kalian berpangku yangan, tanpa amal dunia maupun akhirat”. Dalam kitab Thabaqat karya Ibnu Sa’ad, Thalhah Al Quraisyi juga mengatakan bahwa “ Sesungguhnya aib terkecil yang menerima seseorang adalah apabila ia hanya duduk saja dirumah “ Dari kedua pendapat tersebut maka dapat dipahami sikap nrimo yang cenderung mengarah pada apatis, pasrah tanpa ikhtiyar harus dibuang jauh-jauh.
3. Menjadikan orang tidak menghargai waktu sehingga tidak disiplin dalam berbagai hal termasuk bekerja. Tak dapat dipungkiri bahwa meraka yang berhasil dalam hidupnya hanya mereka yang dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Jika kita mau jujur banyak kejadian di sekitar kita betapa pemanfaatan waktu masih banyak yang mengabaikannya. Padahal jika kita renungkan sesungguhnya waktu adalah hidup, karena itu mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kehidupan. Orang yang menyianyiakan waktu sama artinya dengan menyia-nyiakan hidup. Hal ini selaras dengan pendapat Ibnu Qoyim al Jauziyah yang mengatakan bahwa waktu, pada hakekatnya adalah umur bagi manusia, ia adalah modal kehidupan yang abadi di dalam surga kenikmatan juga sebagai modal kehidupan yang abadi di dalam surga kenikmatan, juga sebagai modal kehidupan yang abdi di dalam azab pedih di neraka .
4. Menumbuhkan sikap hidup komsumtif, satu hal yang menjadikan orang bertindak konsumtif adalah membeli sesuatu berdasarkan keinginan semata bukan berdasarkan kebutuhan. Dalam keseharian sering kita jumpai ketika orang- orang desa baru pulang dari perantauan, maka tak jarang yang membelanjakan seluruh penghasilannya, sehingga ketika harus berangkat ke perantauan mesti hutang tetangga kanan dan kiri.
5. Tidak memiliki orientasi ke depan sehingga bekerja hanya sebatas untuk sekedar memenuhi kebutuhan hari ini saja tanpa memperhitungkan untuk hari esoknya ( mulder, 1983:83). Padahal semestinya kebutuhan hari depan juga diperhitungkan sehingga kehidupan hari esok menjadi lebih baik

Dari uraian di atas dapat ditarik pemahaman kalau nilai budaya ono dino onoupo berpengaruh negative terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah jawa dan dapat dikatakan ikut andil dalam membentuk masyarakat miskin. Oleh karenanya perlu disikapi dengan semestinya. Kemiskinan adalah momok bagi setiap orang bahkan bangsa-bangsa di dunia ini, karena menjadi sebab dan akibat terjadinya keterbelakangan dan kebodohan oleh karena itu harus kita perangi bersama-sama. Seperti yang dikatakan Ali bin Abi Tholib “ Seandainya kemiskinan itu berwujud manusia niscaya aku bunuh dia “ Rasulullah juga mempunyai do’a yang sangat terkenal “ Ya Allah , aku berlindung kepadMu dari kemiskinan , kekurang dan kehinaan ( HR. Abu Dawud dan Nasai ) Dalam kitab Minhajul Qosidin ( 2000: 100) juga terdapat atsar nasehat luqman kepada anaknya yang berbunyi
“Wahai anakku, perhatikan mata pencaharian yang halal, karena jika seseorang menjadi miskin ia bisa terkena salah satu dari tiga perkara yaitu kelemahan dalam agamanya, kelemahan dalam akalnya dan kelemahan dalam kepribadian yang menurun serta yang lebih besar dari itu adalah adanya orang lain yang menganggap remeh terhadap dirinya “

Mengkaji uraian diatas maka terlehat jelas kemiskinan harus kita perangi, salah satu yang dapat kita lakukan adalah dengan merubah sikap mental yang lemah akibat nilai-nilai budaya yang dianutnya. Merombak suatu nilai budaya bukanlah suatu yang mudah, apalagi jika nilai itu telah tertanam sejak lama, sebagai akibat tekanan dari penguasa zaman dulu, dan tekanan dari pemerintah kolonia sejak akhir abad 18, kemudiaan ditambah dengan penderitaan saat terjadi inflasi moneter pada tahun 1960 sampai dengan 1965. Cara yang dipandang efektif merombak nilai budaya tersebut dengan menanamkan nilai-nilai budaya yang lebih mendukung pemabangunan seperti “ sopo sing tekun bakal tekan, sopo sing temen bakal seneng” Penanaman nilai-nilai budaya yang dipandang positif dalam memberdayakan masyarakat dapat dilakukan melalui pendidikan bik formal maupun non formal serta pengasuhan dalam keluarga serta pergaulan dalam masyarakat. Oleh karena orang yang mempunyai posisi strategis seperti guru, alim ulama, pejabat, aparat dan para orang tua seyogyanya menanamkan nilai budaya tersebut. Hal ini tentunya membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar dan bisa jadi baru dapat dilihat hasilnya pada generasi yang akan datang. Hal yang perlu ditumbuhkan dalam masyarakat agar dapat tercipta kehidupan ekonomi yang lebih baik adalah:
1. Suatu kesadaran akan pentingnya kualitas dalam bekerja dalam rangka menghasilkan karya yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2. Kesadaran untuk menabung, hemat dan tidak berprilaku konsumtif serta berorientasi pada hari depan. Perlu diingat bahwa sikap hidup konsumtif akan terus melahirkan konsumtif yang lebih besar lagi yang sulit bagi pelakunya untuk mengehntikannya. Berkaitan dengan budaya menabung Kim Who Choong berpendapat bahwa penduduk Jepang adalah penabung terbesar di dunia yang menjadikan Jepang sebagai Negara super kaya.
3. Kesadaran untuk tekun, disiplin dan bertanggungjawab. Berbicara tentang ketekunan Imam Al Ghazali dalam kitab Munhajul Abidin berpesan bahwa semua keberhasilan hanya dapat diperoleh dengan kesungguhan dan ketekunan (2004:202).Sedangkan berkaitan dengan disiplin Bob Urichuk dalam bukunya Gandakan Penghasilan Anda memberi batasan bahwa disiplin adalah komitmen anda untuk mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan, sekalipun anda tidak suka mengerjakannya (2001:66). Dari dua pendapat itu perlu digaris bawahi bahwa segala sesuatu berawal dari tindakan oleh karena itu kita perlu punyai sikap “ kerjakan sekarang juga” untuk mencapai tujuan adalah tindakan karena dua huruf pertama kata “goal” ( tujuan adalah go (mulai). Sekarang telah tiba waktunya untuk mulai. Nabi Muhammad SAW bersabda:


Artinya “ Mulailah dari dirimu sendiri”
Dalam rangka meningkatkan gairah kerja Jalaludin Rumui pernah mengingatkan kaum Sufi untuk memerangi kemalasan dengan syairnya yang berbunyi “ Bekerja berarti bersyukur akan nikmat Allah dan kemalasan berarti kekafiran terhadap nikmat Allah “
Berdasarkan uraian diatas, maka hal yang harus diperhatikan bagi setiap keluarga dalam memenej ekonominya adalah janganpernah mengandalkan hanya satu sumber pemasukan, kita harus memiliki penghasilan di luar gaji bulanan. Caranya adalah uang gaji bulanan tidak semuanya dihabiskan untuk hal yang bersifat komsumtif umum namun juga disisihkan untuk usaha produktif, Sehingga kita memperoleh penghasilan tambahan. Kita harus menggali, mengerahkan dan mengembangkan seluruh potensi keluarga untuk dapat memperoleh penghasilan tambahan, dengan banyaknya tenaga, waktu dan peluang yang kita miliki. Jika penghasilan tambahan telah kita peroleh maka perlu diperhatikan pesan-pesan safir Senduk ( Ahli pengelola Keunagan ) yaitu:
1. Penghasilan tambahan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang belum bisa terbayar.
2. Penghasilan tambahan dapat digunakan untuk setoran tabungan dan investasi anda. Semestinya jika ada penghasilan tambahan tidak hanya dihabiskan untuk membanyar pengeluaran. Adanya penghasilan tambahan seyogyanya menjadi kesempatan untuk menambah jumlah tabungan
3. Sisakan untuk menambah modal usaha produktif sehingga penghasilan tambahan kian membesar ( Nova, 24 Juli 2005:22) , Demikian semoga bermanfaat . Amien

Senin, Agustus 25, 2008

Persoalan Hidup

Pendahuluan
Hal yang pasti tidak akan luput dari kehidupan kita sehari-hari adalah apa yang disebut dengan “ masalah “ atau persoalan hidup. Di manapun, kapanpun, apapun dan dengan siapapun, semua memungkinkan munculnya masalah.
Namun andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap orang berbeda-beda. Ada yang begitu panik, goyah, kalut dan stres. Tapi ada pula yang menghadapinya secara mantap, tenang atau bahkan sempat menikmatinya.
Hal ini membuktikan bahwa, “ masalah “ atau persolan yang sesungguhnya, bukan terletak pada persoalannya, melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut.
Oleh karena itu, siapapun yang ingin menikmati hidup dengan baik, benar, indah lagi bahagia mutlak bagi dirinya untuk terus menerus meningkatkan ilmu dan ketrampilan dalam menghadapi aneka persoalan, yang pasti akan terus meningkat kualitas dan kuantitasnya seiring dengan pertambahan umur, tuntutan , kebutuhan, harapan, cita-cita serta tanggung jawab.
Kelalaian kita dalam menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari ilmu mengenai cara menghadapi hidup ini, ditambah dengan kemalasan kita dalam melatih dan mengevaluasi ketrampilan kita dalam mengadapi persoalan hidup ini hanyalah sekedar perpindahan kesengsaraan penderitaan, kepahitan dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi.
Untuk itu akan kami sajikan dalam artikel ini “LIMA KIAT PRAKTIS MENGATASI PERSOALAN HIDUP” sebuah buku kecil yang disusun oleh Mubaligh kondang Abdullah Gimnastiar, Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam Seri Manajemen Qolbu. Tulisan ini sengaja kami sajikan dengan maksud agar menambah wawasan pembaca dalam menyikapi berbagai persoalan hidup, dengan sikap yang benar sekurang-kurangnya menurut Aa Gym.
1. SIAP
Kita hendaknya selalu “siap” menghadapi kenyataan kehidupan ini. Siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan begitu pula siap menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Kita memang diharuskan memiliki keinginan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar dalam hidup ini. Bahkan kita sangat dianjurkan untuk gigih ikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat, semaksimal kemampuan yang Alllah Swt. berikan kepada kita.
Namun bersamaan dengan itu kitapun sadar sesadar-sadarnya bahwa kita hanyalah makhluk yang sangat banyak memiliki keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita.
Dalam hidup ini ternyata lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh pikiran kita, yang di luar dugaan dan di luar kemampuan kita untuk mencegahnya.
Andaikata kita selalu terjebak dengan tindakan yang salah dalam menyikapinya maka betapa hari-hari akan selalu penuh kekecewaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan, hati yang galau. Sungguh rugi. Padahal hidup hanya satu kali dan kejadian yang tak terdugapun pasti akan terjadi lagi.
Kita punya rencana, Allah pun punya rencana dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah Swt.
Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa dengan suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata “kejadian” tersebut begitu menguntungkan dan membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya.
Alkisah ada dua orang kakak beradik penjual tape, yang berangkat dari rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai shalat shubuh. Di tengah perjalanan, ketika sedang meliwati pematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berdetak patah. Tape di pikulan sebelah kiri masuk ke sawah dan yang disebelah kanan masuk kolam. Betapa kaget sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung belum bahkan modalpun habis terbenam. Dengan penuh kemurungan dan uring-uringan kembali ke rumah.
Tapi dua jam kemudian datang berita yang mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa di tumpangi para pedagang tape terkena musibah sehingga seluruh penumpangnya cedera bahkan diantaranya ada yang cedera berat. Satu-satunya diantara kelompok pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang selamat hanyalah dirinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya patah.
Subhanallah, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan besar, dua jam kemudian patah pikulan dianggap keberuntungan luar biasa. Oleh karena itu, “Faidza ‘azamta fa tawaqal’alallah”, bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada Allah Swt. Dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah Swt.
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 216, “Boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi Allah Swt. lebih baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk menurut pandangan Allah Swt.”
Maka jikalau dilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap pula kalau tidak jadi nikah. Karena pelamar kita, belumlah tentu jodoh terbaik seperti yang senantiasa diminta oleh dirinya maupun orang tuanya.
Kalau mau UMPTN berjuanglah sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita-citakan namun siapkan pula diri ini, andaikata Allah Yang Maha Tahu bakat, karakter dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.
Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan namun hati harus siap andaikata Allah Swt. tidak mengijinkannya karena Allah tahu tempat jalan rezeki yang lebih berkah.
Bila berbisnis, jadilah seorang professional yang handal, namun ingat bahwa keuntungan besar yang kita rindukan belumlah tentu maslahat bagai dunia akhirat kita. Maka bersiaplah menerima untung terbaik menurut perhitungan Allah Swt.
Demikianlah dalam segala urusan apapun yang kita hadapi.
Kesimpulan : Sempurnakan niat dan ikhtiar, namun hati siapkan menerima apapun yang terbaik menurut Allah Swt.
2. RIDHO
Siap menghadapi apapun yang akan terjadi dan bila terjadi maka satu-satunya langkah awal yang harus dilakukan adalah mengolah hati kita agar ridho (rela) dengan kenyataan yang ada.
Mengapa demikian?, Karena walaupun dongkol, uring-uringan, kecewa berat tetap saja kenyataan sudah terjadi. Pendek kata ridho tidak ridho kejadian tetap sudah terjadi, maka lebih baik hati kita ridho saja menerimanya.
Memasak nasi gagal, malah jadi bubur. Andaikata kita muntahkan kemarahan tetap saja bubur, tidak marahpun tetap bubur, maka daripada marah menzolimi orang lain dan memikirkan sesuatu yang membuat hati mendidih, lebih baik pikiran dan tubuh kita sibuk mencari bawang goring, ayam, cakweh, seledri, keripik dan kecap supaya bubur kita menjadi bubur ayam special, tentu selain perasaan kita tidak jadi sengsara nasi yang gagalpun tetap bisa dinikmati dengan lezat.
Misalkan sedang jalan-jalan, tiba-tiba batu kecil nyasar entah dari mana dan mendarat tepat di kening kita, maka hati kita harus ridho karena tidak ridhopun tetep benjol. Tentu saja ridho terhadap sesuatu kejadian bukan berarti pasrah total sehingga tidak bertindak apapun, itu adalah pengeertian yang keliru.
Pasrah (ridho) itu hanya amalan hati. Kita menerima kenyataan yang ada, tapi pikiran dan tubuh wajib ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridhoi Allah Swt. Kondisi hati yang tenang (ridho) ini sangat membantu menjadikan proses ikhtiar menjadi positif, optimal dan bermutu.
Orang yang stress adalah orang yang tidak memiliki kesiapan mental menerima kenyataan yang ada, selalu saja pikirannya tidak realistis, tidak sesuai dengan kenyataan, sibuk menyesali dan mengandai-andai dengan sesuatu yang sudah tidak ada atau yang tidak mungkin terjadi, sungguh kesengsaraan yang dibuat sendiri
Misalkan tanah warisan telah dijual tahun yang lalu dan saat ini ternyata harga tanah tersebut melonjak belipat ganda, maka orang-orang yang malang selalu saja menyesali mengapa dulu tergesa-gesa di jual. Kalau saja mau ditangguhkan niscaya akan lebih beruntung, dan biasanya dilanjutkan dengan bertengkar saling menyalahkan sehingga semakin lengkap saja penderitaan dan kerugian memikirkan tanah yang nyata-nyata telah menjadi milik orang lain
Berbadan pendek-sibuk menyesali diri-mengapa tidak jangkung. Setiap melihat tubuhnya, kecewa, apalagi melihat yang lebih tinggi dari dirinya. Sesungguhnya penyesalan ini tidak menambah tingginya walau satu senti pun jua.
Memiliki orang tua kurang mampu atau telah bercerai, atau sudah meninggal, lalu sibuk menyalahkan dan menyesali keadaan bahkan terkadang menjadi tidak mengenal sopan santun kepada keduanya, padahal sikap ini tidak memperkaya atau mempersatukannya, atau menghidupkannya kembali.
Sungguh banyak sekali kesalahan berpikir dan bertindak terhadap apa yang sudah terjadi, yang tidak menambah apapun selain menyengsarakan diri.
Ketahuilah hidup ini terdiri dari berbagai episode yang tidak akan monoton, ini adalah kenyataan hidup. Silahkan kenang perjalanan hidup kita yang telah lalu. Benar-benar kita harus arif mensikapi setiap episode dengan lapang dada, kepala dingin dan hati yang ikhlas. Jangan selimuti diri dengan keluh kesah, semua itu tidak menyelesaikan masalah, bahkan bisa jadi sebaliknya.
Kesimpulan : Hati harus ridho menerima apapun kenyataan yang terjadi sambil ikhtiar memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridhoi Allah Swt.

3. JANGAN MEMPERSULIT DIRI
Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisir dan mempersulit diri. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri.
Selain tidak pada tempatnya, juga, pasti membuat masalah akan menajdi besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, labih pilu daripada kenyataan aslinya, dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya ( menyelesaikannya)
Orang yang menghadapi masa pension, terkadang jauh sebelumnya sudah sengsara. Terbayang gaji kecil yang pasti tidak akan mencukupi kebutuhan, padahal saat ini saja sudah pas-pasan, ditambah lagi kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tanggaa plus listrik, air, cicilan rumah belum lunas, utang belum terbayar
Belum lagi kalau sakit, tak ada anggaran pengobatan, umur makin menua, fisik kian melemah. Semakin panjang derita kita buat, maka semakin panic menghadapi pension.
Tentu saja sangat beloh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi namun harus terkendali dengan baik jangan sampai perkiraan itu membuat putus asa dan sengsara sebelum waktunya.
Bagitu banyak orang yang sudah pension yang ternyata tidak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbahagia dari pada sebelumnya
Apakah Allah Swt. Yang Maha Kaya akan menjadi kikir terhadap para pensiunan atau terhadap kakek-kakek dan nenek-nenek padahal pension hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani, yang tidak mempengaruhi janji dan kasih saying Allah.
Maka dalam menghadapai persoalan apapun jangan hanyut tenggelam dalam pikiran yang salah. Kita harus tenang menguasai diri. Renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah Swt.
Dan bukanlah kita sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pad akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.
Yakinlah bahwa Allah Yang Maha Tahu segalanya pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan keadaan dan kemampuan kita.
“sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan dan sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan “ (Al Insyiroh [94]:5-6)
Sampai dua kali Allah Swt mengutarakan janjiNya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus, karena dunia ini bukan neraka. Begitupun, tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus kelapangan dan kemudahan karena dunia ini bukan surga, segalanya pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah SWt
4. EVALUASI DIRI
Ketahuilah hidup ini bagai gaung di pegunungan, apa yang kita bunyikan, suara itu pula yang akan kembli kepada kita, artinya segala yang tejadi pada kita adalah buah apa yang kita lakukan
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar ( Seberat) dzarrahpun, niscaya Dia akan lihat balasanya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya Dia akan melihat balasannya “ (QS Al Zalzalah 7,8)
Allah Swt Maha Peka tyerhadap apapun yang kita lakukan, dan dengan keadilanNya tidak akan ada yang meleset. Siapun yang berbuat kebaikan sekecil apapun dan tersembunyi dimanapun , niscaya Allah Swt akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk yang terbaik menurutNya
Sebaliknya kedzoliman sehalus apapun yng kita lakukan yang tampaknya seperti mendzolimi orang lain, padahal sesungguhnya kita sedang mendzolimi diri sendiri dan sedang mengundang bencana balasan dari Allah Swt yang pasti lebih getir dan gawat, naudzubillah
Andaikata ada batu yang menghantam kening kita, selain hati harus ridho, kitapun harus merenung, mengapa Allah menimpakan batu ini tepat ke kening kita, padahal lapangan begitu luas dan kepalapun begitu kecil ?
Bisa jadi semua ini adalah peringatan, bahwa kita sangat sering lalai bersujud, atau sujud kita lalai dari mengingat-NYa Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia, pasti segalanya ada hikmahnya
Dompet hilang? Mengapa dari satu bis, hanya kita yang ditakdirkan hilang dompet. Jangan sibuk menyalahkan pencopet, karena memang sudah jelas salah dan begitu pekerjaannya
Renungkanlah……….. boleh jadi kita ini termasuk si kikir, si pelit, Allah Maha Tahu jumlah zakat dan sedekah yang kita keluarkan. Apa sulitnya bagi Dia untuk mengambil apapun yang dititipkan kepada hamba-hamba-Nya.
Anak Nakal………..!, Suami kurang betah di rumah dan kurang mesra……..!, rejeki seret dan sulit…….!, Bibir Sariawan terus menerus atau apa saja kejadian yang menimpa, dalam bentuk apapun, adalah sarana yang paling tepat untuk mengevaluasi.
Segala yang terjadi adalah dengan ijin Allah dan pasti ada hikmahnya tersendiri yang amat sangat bermanfaat, andaikata kita mau bersungguh-sungguh merenung dengan benar.
Jangan terjebak hanya menyalahkan dan mendamprat orang lain , karena tindakan emosional seperti ini, sedikit memberi nilai tambah bagi kepribadian kita. Bahkan bila tidak tepat serta berlebihan hanya akan menimbulkan kebencian dan masalah baru.
Ketahuilah, dengan sungguh-sungguh merubah diri, maka berarti pula kita merubah orang lain. Camkan, orang lain tidak hanya punya telinga, namun merekapun memiliki mata, perasaan, pikiran dan menilai sispa diri kita yang sebenarnya.
Kesimpulan : Jadikanlah setiap masalah menjadi sarana efektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri, karena hal itulah yang menjadi keuntungan bagi diri dan pengundang pertolongan Allah Swt

5. HANYA ALLAH SATU-SATUNYA PERTOLONGAN
Sesungguhnya tiada akan terjadi sesuatu kecuali dengan ijin Allah Swt., baik itu berupa musibah, maupun nikmat, walaupun bergabung jin dan manusia seluruhnya akan mencelakakan kita, demi Allah tidak akan jatuh satu helai rambutpun tanpa ijin –Nya
Bagitupun sebaliknya walau bergabung jin dan manusia menjanjikan akan menolong atau memberi sesuatu, tidak pernah akan datang satu persenpun tanpa ijinNya
Mati-matian kita iktiar dan meminta bantuan siapapun, tanpa ijin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan. Maka sebodoh-bodohnya kita adalah orang yang paling berharap dan takut kepada selain Allah Swt
Itulah biang kesengsaraan dan biang jauhnya pertoliongan Allah Swt
Ketahuilah yang namanya makhluk itu “laa haula walaa quwata illa billahi ‘aliyil ‘aziim” tidak ada dan tiada upaya kecuali pertolongan Allah Yang Maha Agung. Asalnya hanya setetes sperma, ujungnya jadi bangkai, kemana-mana membawa kotoran.
Allah menjanjikan dalam suarat At-Thalaq2-3:”Barang Siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa) niscaya akan diberikan jalan keluar bagi setiap urusannya, dan akan diberi rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya”
Andaikata sadar dan menyakinkan, maka kita memiliki bekal yang sangat kokoh untuk mengarungi hidup ini, tidak pernah gentar menghadapi persoalan apapun karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita sebenarnya hanyalah Allah Swt, berikut segala jalan keluar terbaik menurut pengetahuan-Nya Yang Maha Sempurna
Dia sendiri berjanji akan menuntun memberi jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat apapun , karena bagi Dia tidak ada yang rumit dan pelit, semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.
Pendek kata, jangan takut menghadapi masalah tapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya. Tanpa pertolongan-Nya kita akan terus berkelana dalam kesesatan, persoalan yang berujung persoalan baru, tanpa nilai tambah bagi dunia akhirat kita, benar-benar kerugian yang nyata.
Terimalah ucapan selamat berbahagia, bagi saudara-saudara yang taat kepada Allah dan semakin taat lagi ketika diberi kesusahan dan kesenangan. Sholat terjaga, akhlak mulia, dermawan, hati bersih, dan larut dalam amal – amal yang disukai Allah Swt.
Insya Allah masalah yang ada akan menjadi jalan pendidikan dan Allah yang akan semakin mematangkan diri, mendewasakan, menambah ilmu, meluaskan pengalaman, melipatgandakan ganjaran dan menjadikan hidup ini jauh lebih bermutu, mulia dan terhormat dunia akhirat.

PHK di Kipas

Insyah Allah, bila tulisan ini sampai ke tangan ikhwanil kirom dimana saja berada, mungkin ada diantara pembaca yang telah memasuki masa pensiun. Namun mungkin ada yang tinggal kurang seminggu lagi atau sebulan atau setahun lagi dan seterusnya. Kiranya tiada lain yang pantas kita sampaikan kepada mereka ialah “ semoga memasuki masa Pensiun / purna tugas dalam keadaan selamat dan dalam kondisi akhir tugas yang baik atau khusnul kotimah dalam tugas “
Bila demikian maka hal itu berarti telah mendapatkan keuntungan yang pertama yaitu “ kkhusnul khotimah yang pertama “ dan tinggal berharap dan berusaha mendapat khusnul khotimah yang haqiqi yaitu diakhir hayat kelak, Insya Allah

Pensiun atau Purna Tugas
Peristiwa ini pasti akan dialami oleh setiap aparat negara atau pemerintah bila telah tiba saatnya atau habis masa baktinya sesuai dengan ketentuan yang ada. Seorang ahli hikmah memberi nasehat sebagai berikut: Memasuki masa Pensiun tak perlu dicemaskan, namun sebaiknya yaitu malah harus disyukuri karena:
1. Bersyukur telah dianugerahi umur panjang 56 atau 60 tahun dan sebagainya.
2. Bersyukur telah dapat menyelesaikan baktinya kepada negara juga kepada masyarakat
3. Bersyukur dan berharap semoga meninggalkan atsar yang baik yang dapat diteladani dan bermanfaat bagi generasi berikutnya.
4. Bersyukur karena mungkin telah mampu menuntun teman-temannya kejujurannya juga semangat kerja dalam tugas.
5. Bersyukur karena telah mendapatkan pengalaman atau ilmu yang berharga dari atasannya juga dari teman-teman sekerja yang dapat dimanfaatkan di hari hari yang akan datang.
Memasuki masa Pensiun sebenarnya merupakan sinyal atau isyarat bahwa masa tua dan sebutan kakek atau nenek harus tersandang dengan sendirinya. Situasi yang demikian seharusnya lalu menumbuhkan sikap bagi yang bersangkutan menjadi:
1. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT bertobat dari dosa-dosa yang telah dilakukan sebagai bekal menjemput khusnul khotimah yang haqiqi
2. Memperbaiki ibadah serta memperbanyak do’a dan juga memperbanyak sodaqoh agar terjauh dari bala yang menyedihkan di hari tua dan selalu tersiram rahmat yang dapat menyejukkan hati sehingga merasa ringan beribadah.
3. Lebih meningkatkan hubungan dengan masyarakat dimana berada atau umat dij ama’ahnya . Dengan kata lain meningkatkan diri dalam pelaksanaan “ hablum minallah wa hablum minannaas “ Insya Allah.
4. Melakukan olah raga sesuai dengan kondisi dan kemampuan fisiknya
5. Menjadikan kesenangan atau hobby tadarus Al Qur’an dan sholatul lail juga sholat berjama’ah tetap suka mendatangi majlis-majlis ta’lim juga majlis dzikir yang ada dimasyarakat
6. Makan dan minum yang cukup dan cukup gizi atau sehat juga yang halaalan thoyiban, semoga badan menjadi sehat di berkati Alllah SWT serta menjauhi makanan dan minuman yang dapat mengganggu jasmani, termasuk minuman keras dan merokok ( bagi Pria )
7. Seorang dokter pernah menyampaikan pesan kesehatan dalam suatu pertemuan sekelompok orang yang akan memasuki masa Pensiun sebagai berikut :
a. hendaklah kembali pegang sapu yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh tangan anda karena anda seorang pejabat dan sebagainya..
b. kembali tarik timba yang selama ini anda tidak pernah menjamahnya
c. kembali cuci pakaian dan bila perlu cuci piring yang selama ini menjadi tugas istri atau pembantu rumah tangga.
d. Kembali telapak kaki ini menyentuh tanah dan berjalan-jalan tanpa alas kaki.
Semua itu dilakukan agar badan tetap segar bugar tidak mudah sakit sehingga dapat melaksanakan ibadah dengan baik.

Khusnul Khotimah atau Akhir Hayat yang baik
Khusnul khotimah ialah: Kondisi akhir hayat seseorang yang tetap dalam keadaan iman dan taqwa, selalu berdzikir kepada Allah serta tak putus-putusnya melaksanakan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnat
Khusnul khotimah itu tidak akan datang dengan sendirinya. Namun harus diusahakan dan diikhtiarkan semaksimal mungkin. Seorang ahli hikmah menuturkan bahwa untuk mencapai akhir hayat yang baik atau akhir hayat yang beruntung, ada kiat-kiat yang dapat kita lakukan antara lain :
1. Berusaha agar iman dan taqwa ini tetap melekat serta menghiasi hati dan jiwa, serta tak putus-putusnya berdo’a mohon kkhusnul khotimah, yang sebagian lafazd do’anya telah tercantum dibawah ini
2. Berusaha dengan sepenuh hati menjaga diri agar bila maut menghampiri di akhir hayat tetap memluk agama islam. Hal itu telah dipesankan oleh Allah SWT sebagai berikut:
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa.Dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan ( memeluk ) agama Islam
3. Bersegeralah menyatakan tobat atas semua dosa yang telah dilakukan dengan tak putus-putus mohon ampun dengan istighfar, berhenti dari segala perbuatan maksyiyat, juga menyelesaikannyadan berjanji akan berbuat yang lebih baik dan mohon keridloan-Nya
4. Tak ada hari yang tak menyatakan syukur. Dengan bersyukur Insya Allah ni’mat Allah akan selalu mengalir yang dapat menenangkan hidup menjemput maut.
5. Menerima kenyataan yang berlaku pada dirinya. Dengan memasuki masa Pensiun pasti banyak perubahan yang harus dialami. Hanya kita yang berhati iklas dan legawa ( Jawa), akan segera mampu menyesuaikan diri dengan tetap dalam doa dan ihtiyar. Semoga Allah SWT akan menyiramkan rahmatNya dalam kehidupan sehingga menjadikan masa Pensiun itu menjadi masa akhir hidup yang indah dan menyenangkan. Insya Allah.

Do’a-do’a Mohon Khusnul Khotimah

“Ya Allah jadikalah sebaik-baik umurku hingga akhirnya dan sebaik-baik amalku hingga khir dan sebaik-baik hari-hariku hingga menjumpaimu”
Ya Allah berikanlah kepada kami kecintaan Allah dan kecintaaan orang yang lebih dicintai Allah dan kecintaan apa saja yang mendekakan kami kepada Allah dan berilah kami akhir yang baik
Ya Allah akhiri ( hidup) kami dengan tetap beriman, dan janganlah engkau akhiri dengan kekafiran.
Ya Allah akhirilah hidup kami dalam keadaan mulia dan janganlah Engkau akhiri dalam keadaan celaka Ya Allah akhiri hidup kami dalam keadaan akhir yang baik dan jangan Engkau akhiri hidup kami dalam keadaan yang buruk. Ya Allah jadikanlah akibat kami yang baik atas segala semua urusan dan jauhkanlah kami dari kehinaan dunia dan adzab di akhirat

Melestarikan kesucian Jiwa

Sebentar lagi datangnya bulan suci Ramadlon, bulan yang didalamnya membuat kita banyak terlatih, terdidik dan bahkan terbimbing agar mampu mengendalikan serta mengoreksi diri sehingga dapat mencapi fitroh atau kesucian jiwa dalam kehidupannya. Dengan selalu menjaga jiwa yang suci akan terjauh dari sifat yang jahat yang selalu mengajak kepada perbuatan dosa dan maksiat.
Sebagaimana kita pahami bahwa antara kesucian jiwa dan ketentraman hidup seseorang atau sekelompok atau sekeluarga itu saling terkait dan saling mendukung serta saling memerlukan.
Jiwa yang suci sangat besar pengaruhnya pada tingkah laku juga sikap dan akhlaq seseorang. Sebab akhlaq seseorang itu sangat mempengaruhi pergaulan dan hubungan keluarga setiap saat.
Bila kata “keluarga “ disebut, maka yang terbayang atau tergambar dalam benak kita adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu rumah yang terdiri dari ayah-ibu dan anak, mungkin adanya kerabat yang lain yang bersamanya. Kita tahu bahwa setiap keluarga memerlukan ketenangan dan ketentraman hidupnya, yang dalam hal ini peranan kesucian jiwa yang tercermin dalam tingkah laku atau akhlaqnya perlu diciptakan oleh masing-masing anggota keluarga itu sendiri.

Kiat-kiat melestarikan kesucian jiwa / fithroh
1. Bertaqwalah kepada Allah SWT dimana dan kapan saja kita berada.
2. Bila terlanjur melakukan dosa segeralah diikuti dengan perbuatan yang baik semoga menutupnya, tak lupa segera memohon ampunan Allah dan bertobat.
3. Menjaga lesan dan tangan agar tidak menyakiti orang lain apa lagi merugikan. Usahakan ucapan atau lesan kita selalu mendatangkan kesejukan dan mendatangkan manfaat dan bukan sebaliknya.
4. Hormatilah tetangga dan tamu, jangan sekali-kali menyakiti hatinya apalagi sampai merugikan, berikan hak-haknya jangan sampai mengecewakan.
5. Sukalah bersilaturahim, serta mudah minta dan memberi maaf atas kesalahannnya baik yang disengaja atau yang tidak disengaja.
6. Bersedialah merasa yang paling hina dan bukan merasa yang mulia
7. Pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik, terklebih-lebih dalam satu rumah atau dalam satu keluarga.
8. Hendaklah suka melupakan kejahatan orang lain kepada kita, juga suka melupakan kebaikan kita pada orang lain
9. Hendaklah suka mengenang kebaikan orang lain kepada kita tapi juga mudah melupakan kebaikan kita kepada orang lain.

Agar hidup selalu mencapai ketenangan maka diperlukan budaya 11 ( sebelas ) sm yaitu
1. Sm – Slaing mencintai.
2. Sm – Saling menyayangi atau mengasihi
3. Sm – Saling mengerti
4. Sm – Saling memahami
5. Sm – Saling menghormati
6. Sm – Saling membantu dan menolong
7. Sm – Saling mempercayahi
8. Sm – Saling mengalah
9. Sm – Saling memaafkan
10. Sm – Saling mengingatkan
11. Sm – Saling menentramkan

Keluarga, khususnya keluarga yang baru memulai hidup berumah tangga lazimnya berusaha dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan segera meskipun harus bekerja keras untuk mendapatkan biaya dalam memenuhi keperluannya. Oleh karena itu perlu perencanaan dan persiapan yang baik, maka diperlukan konsep 10P yaitu

1. Perhatikan :
Dari sekian banyak yang harus di upayakan atau bahkan dibeli, maka perhatikan, mana yang harus segera diupayakan.
2. Pentingkan :
Setelah diperhatikan dari barang-barang atau hal yang perluka mana yang lebih dipentingkan.
3. Pilih :
Dari yang penting itu mana yang perlu mendapat pilihan sesuai dengan kebutuhan


4. Pilah :
Dari pilihan –pilihan itu kemudian dipilah-pilah, mana yang segera diadakan dan mana yang perlu di tunda adanya, dsb
5. Perhitungkan :


Meski sudah menjadi pilihan dan bahkan sudah dipilah-pilah, masih perlu diperhitungkan hubungannya dengan biaya atau tenaga yang diperlukan.
6. Prioritas :
Meski sudah diperhitungkan masih perlu dipikirkan mana yang perlu mendapat prioritas yang utama
7. Pertimbangkan :



Pertimbangan terhadap sesuatu membutuhkan orang lain, hal ini mungkin dapat dilakukan sehingga mendukung datangnya ketentraman karena melibatkan pihak lain yang bias jadi menumbuhkan simpati orang yang merasa dibutuhkan.
8. Pengawasan :
Kiranya semua usaha baik yang kecil maupun yang besar perlu pengawasan baik pengadaan maupun efektifitas penggunaannnya.
9. Pengendalian :



Dalam rumah tangga sangat penting adanya pengendalian dalam membuat atau menyusun anggaran, apalagi dalam hal melepas uang sangat diperhatikan dan diperlukan pertimbangan anggota keluarga lain sehingga tidak terjadi pemborosan.
10. Perbaiki :


Kalau memang setelah dilakukan beberapa langkah pengendalian dan pengecekan kembali, ada kejanggalan maka bila perlu segera diperbaiki dengan demikian akan terjauh hal-hal yang tidak diinginkan

Agar ketentraman itu berjalan seperti yang dikehendaki maka tanamkan sifat dan sikap atau perilaku kepada semua anggota keluarga, terlebih-lebih anak-anak kita, jadilah anak yang “JEMPOL” dan bukan anak yang “BAKIL “

J :
Jujur, jadilah anak yang jujur suka berkkata benar dimana dan kapanpun berada.
E :
Enthengan, suka dan mudah melakukan pekerjaan apa saja yang bermanfaat.
M :
Mawas diri atau mulat sarira,tidak sungkan-sungkan mencari kelemahan dan kekurangan pada dirinya
P :
Polah juga pasrah (tawakkal ). Hidup perlu biaya, maka perlu bekerja dan usaha

O :
Open , hendaklah hidup dengan sederhana dan gemi tidak pemborosan

L :


Lurus (leres lan lempeng) berusaha tak nyeleweng dan hidup tidak menyimpang dari aturan agama dan aturan yang ada dalam masyarakat
Adapun kata “ BAKIL”, yaitu:

B :
Bosenan, memang bosen sering menyerang kita tetapi kalau sifat bosenan sebaiknya harus dihindari, karena hal itu merugikan kehidupannya.

A :
Aras-arasem, kata lain loyo atau sungkan dan ogah-ogahan, sebaiknya segera diusir sejauh-jauhnya

K :
Keset atau malas, khususnya malas terhadap pekerjaan yang mestinya menjadi tugas yang harus dikerjakan

I :


Isinan atau clingus atau pemalu, memang malu itu perlu, tetapi kalau dalam segala hal malu, hal itu akan menghambat aktifitas hidupnya dan sangat merugikan bagi dirinya.

L :
Lemes sebaiknya cepat dicari penyebabnya dan segera dicari jalan atau car asehingga akan mendapat semangat dalam hidup

Anak kita jangan sampai “NgOMPOL” yaitu:

Ng :
Ngeyelan, suka membantah pada yang bukan mestinya

O :
Ogah-ogahan, tak punya gairah bekerja atau belajar dsb

M :
Maling, sifat dan perbuatan yang sangat tercela dan dosa

P :
Pedhot ing pangarep-arep atau gampang putus asa

O :
Omong kosong atau goroh

L :
Lacut atau suka bertindak lancing dan tidak punya sopan santun

Demikianlah, dengan dukungan langkah-langkah tersebut di atas maka Insya Allah ketentraman keluarga akan terjaga dan lestari selamanya .

Kiat Umur Panjang

Pada dasarnya setiap orang menginginkan berumur panjang. Berumur panjang artinya lebih lama hidup di dunia ini hingga mencapai masa tua atau lanjut usia ( lansia ). Mengapa orang menginginkan umur panjang ? jawabnya, kiranya semua sepakat bahwa dengan umur panjang itu orang akan bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman, dan yang terutama orang akan dapat merasakan nikmatnya hidup di dunia ini sebanyak banyaknya. Dengan ilmu manusia akan dapat mengenal dirinya, sehingga dia akan mengenal siapa Tuhannya. Seperti Pernah diucapkan oleh sahabat Nabi Sayidina ‘Ali ra sbb
Yang artinya “ Siapa yang mampu mengenal dirinya, dia akan mampu mengenal siapa Tuhannnya “ Bila demikian padanya akan tumbuh rasa hormat sekaligus taat kepada Sang Pencipta atau yang menciptakan dirinya. Selanjutnya akan timbul padanya sifat atau sikap iman dan taqwa yang sanggup menuntun dirinya untuk beramal sholeh demi mengabdi kepada Sang Pencipta atau Al –Kholiq. Dengan ilmu dan juga pengalamannya, dirinya akan berguna bagi keluarganya juga agama nusa dan bangsanya.
Apakah umur itu ? Orang bijak mengatakan: bahwa Umur adalah masa atau waktu atau kesempatan yang dipergunakan untuk hidup di dunia ini Orang, atau kita biasa menyebutkan berapa umurnya, karena telah merasa mengalami atau melewati masa itu dengan pertolongan orang lain yang menerangkan awal hidupnya atau hari kelahirannnya. Orang bisa mengaku: umur saya sekian atau sekian atau mungkin sekian dan seterusnya, tetapi orang tidak bisa mengatakan berapa umur yang akan datang atau yng akan dialami lagi. Kata lain berapa jatah umur yang masih tersisa, sama sekali kita tidak tahu kepastiannya. Karena kita tahu dan yaqin bahwa hal itu adalah rahasia Allah Swt.
Maka yang dapat diperbuat oleh manusia tentang sisa umur itu hanyalah permohonan dan do’a. Semoga masih diberi umur guna menjadikan dirinya agar lebih bermakna hinga akhir hanyatnya dan menemui akhir hidup yang baik atau lazim disebut “ Khusunul khootimah”.
Perlu dipahami bahwa yang disebut umur panjang yaitu : umur itu dilalui dengan banyak ber sholeh dan bermanfaat hingga akhir hayatnya kelak. Dengan umur panjang dan penuh dengan amal baik, itulah sebaik-baik manusia. Dan sebaliknya sejelek-jeleknya manusia adalah yang panjang umurnya tetapi jelek amalnya
Rasullulla SAW pernah bersabda :
Artinya “ Ya Rasullah, siapakah manusia yang tebaik itu ? Beliau menjawab: yaitu orang uang panjang umurnya dan baik amalnya. Laki-laki itu bertanya lagi: siapa manusia yang terjelek ? Beliau menjawab : Yaitu orang uang panjang umurnya tetapi jelek amalnya”
Menurut Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Turmudzi menyebutkan :
Artinya :Umur umatku anatara enam puluh dan tujuh puluh tahun, tetapi edikit sekali yang melampauinya”
Maka dengan amal yang banyak serta pahala yang banyak pula, yang akan diterima kelak dan bisa menjadi indikasi atau dikatagorikan ia panjang umurnya atau lama hidupnya dan itulah manusia yang terbaik.

Beberapa Kiat Agar Berumur Panjang
1. Senang bersilaturrahmi
Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW pernah bersabda:
Artinya “ Silaturahmi itu bisa memanjangkan umur “
Rasulullah SAW juga pernah bersabda :
Artinya “ Barang siapa senang dilapangkan rizqinya , dan diakhirkan ajalnya atau diperpanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung kasih saying satu silaturahmi “

Bersilaturahmi banyak ragamnya dan caranya. Bisa dilakukan dengan berjumpa dengan orang yang dimaksud, bisa lewat telpon, bisa lewat surat atau kirim salam atau sesuatu lewat seorang teman, atau lewat TV atau radio dan sebagainya yang kiranya di dalamnya pasti terkandung do’a keselamatan kita bersama dari waktu kewaktu, yang berarti dengan hasil upaya itu hidup ini akan berlangsung lama dan umurpun bertambah pula dengan seijin Allah

2. Melestarikan akhlaqul karimah
Berakhlaq karimah atau mulia, membuat pelakunya berhati tentram dan merasakan kedamaian. Hal itu dikarenakan tak ada orang lain menjadi seteru atau musuh baginya. Bila kita selalu biasa berakhlaq mulia dimana dan kapanpun berada, insyaa Allah akan banyak mempunyai teman dan sahabat serta saudara. Sedang saudara atau sanak famili akan menjadi semakin dekat dan erat kepada kita dengan penuh kepercayaan. Bergaul dengan kita dimanapun, Insyaa Allah hanya ucapan yang menyenangkan, dan do’a-do’a yang baik yang kita terima. Dengan demikian hati selalu tentram dan kedamaian yang ditemui dimana-mana. Kesegran rohani yang ditunjang dengan upaya lahir, akan menjadikan kesehatan selalu terjaga. Berkat do’a yang dipanjatkan setiap saat dan ditunjang do’a orang lain, lahir dan batin membuat umur panjajng, Insyaa Allah

3. Selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga
Kita semua maklum bahwa tetangga adalah sebagian dari keluarga dalam membina hidup berumah tangga. Tetangga, besar perannya dalam memciptakan ketenangan bermasyarakat. Tetangga kadang kebih bermanfaat karena peran dan keberadaannya dari famili atau sanak saudara bahkan anak atau ibunya yang tidak berada didekatnya. Tak jarang disuatu keluarga ada hal-hal yang mestinya menjadi kewajiban keluarga, tetapi berhubung jauh tempat tinggalnya, sedangkan yang dekat hanyalah tetangganya maka tetanggalah yang harus menyelesaikannya. Terutama dalam hal ada musibah yang segera memerlukan pertolongan. Dalam hal yang demikian maka seharusnya kita selalu berbuat baik kepada mereka. Ketenteraman bertetangga akan menciptakan ketenteraman dalam hati yang membuat hati merasa damai yang membawa kesehatan bagai terjaga bersama, karenanya insyaa Allah membuat kesempatan hidup berjalan lebih lama hingga batas yang dikehendaki oleh dzat yang maha pemberi hidup
Rasullulah SAW pernah bersabda yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra sbb


Artinya “ Silaturahmi, akhlaq yang bik, dan perkataan yang baik kepada tetangga akan memakmurkan dunia dan akan memanjangkan usia “
Maka hendaklah diketahui bahwa tetangga itu mempunyai hak yang harus kita penuhi demi ketentraman bersama

4. Membiasakan sholat berjama’ah di masjid
Kiranya kita semua tahu bahwa sholat berjama’ah akan mendapatkan kebagusan atau pahala lipat 27 kali dibandingkan dengan sholat sendirian. Seorang ulama besar yaitu Prof Dr. Hasbi Assidqy menulis dalam bukunya yang judul “PEDOMAN SHOLAT “ menyatakan atau menjelaskan bahwa 27 derajat itu bila dilaksanakan jama’ah di masjid. Uraian itu dinukilkan dari Kitab “Fathul Baari “ tentang fadhilah sholat berjama’ah.
Mengapa sholat di masjid dapat menjadi salah satu urusan yang dapat memanjangkan umur. Hal itu dengan memperhatikan beberapa fadhilahnya sebagai berikut:
a. Berjalan ke masjid atau langkah-langkah ke masjid pulang pergi telah merupakan olah raga yang dapat menyehatkan jasmani atau badan dengan biaya yang murah di samping dicatat mendapat maghfiroh dan rahmat Allah SWT.
b. Bertemunya dengan teman dan saudara juga sahabat dan saling mengucapkan salam, merupakan do’a yang mendapatkan hikmahnya yaitu keselamatan jasmani dan rohani juga mendapat rohmat dan barokah Allah.
c. Menjawab salamnya imam atau kemudia saling berdo’a keselamatan, membuat hati tenteram yang dapat menjauhkan rasa sedih dan gelisah sehinga terjauh dari bala’ dari Allah SWT azza wajalla
Maka dapat dipahami bahwa sholat berjama’ah bisa memanjangkan umur karena terjaga kesehatannya, dan hatinya selalu diliputi ketentraman dan kedamaian. Bila ada dua orang meninggal dunia sama-sama umur enam puluh tahun, yang satu suka Sholat berjama’ah di masjid dan yang satunya suka sholat sendiri di rumah, maka bagi siahli berjama’ah itu seolah-olah telah berumur lebih dari kenyataan umurnya diukur dengan banyaknya pahala yang diterima kelak. Isyaa Allah.

5. Senang beramal dengan amalan yang berlipat ganda pahalanya
Agama Islam memberi jalan seluas-luasnya kepada umatnya untuk beramal agar bisa mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya atau berlipat ganda. Amalan itu antara lain
a. sholat di masjid Nabawi dan Masjidil Harom
b. memberi makan atau buka puasa kepada mereka yang melakukan puasa , khususnya puasa di bulan romadlon yang lazim disebut sodaqoh ta’jil
c. bershodaqoh yang pahalanya mengalir hingga besok setelah hidup di akhirat kelat. Seolah-olah yang bersangkutan telah hidup dengan umur yang lebih lagi atau berusia yang panjang.
Dengan amalan dan pahala-pahala itu jua diharapkan membuat kedamaian selalu yang membuat panjang umurnya.

6. Menghidupkan malam sepuluh hari akhir bulan romadlon
Umat Islam mengenal malam lailatul Qodar di bulan romadlon. Di malan itu bila dihidupkan dengan ibadah selama seribu bulan bahkan lebih baik, seperti tersebut dalam Al-Qur’an dalam surat Al –Qodar. Bila kita mampu melaksanakan ibadah itu setiap tahun, maka ibadah itu dilaksanakan oleh seseorang dalam waktu yang lama atau baginya bagaikan telah hidup dengan usia yang panjang. Beribadah di malam atau di malam-malam yang lain, memang sangat berat sehingga dibutuhkan semangat berjihat melawan godan syetan dan hawa nafsu yang selalu mengajak kepada ma’siyyat dan bermalas-malas beribadah dan sebagainya, nah semoga dengan bekal iman dan taqwa, kita akan mampu melaksanakan ibadah yang dapat mendukung usaha mencapai umur panjang terutama disisi Allah swt.

7. Bersegera tobat dari dosa-dosa
Bila dalam sehari yang dimulai terbit mataharihingga terbenamnya kita ternyata sama sekali tidak berbuat dosa atau masiyyat, itu, itu berarti hari itu adalah hari kemenangan. Namun demikian sebaiknya kita selalu memohon perlindungan_Nya agar selalu dijauhkan dari perbuatan dosa sepanjang hari, juga hendaklah selalu menyatakan tobat beristighfar mohon ampunan Allah di manapun berada, karena kita selalu mengakui bahwa manusia adalah tempat lupa dan salah. Sedangkan rasulullah yang maksum, dalam setiap hari tidak kurang 70 atau 100 kali menyatakan tobat kepada Allah yang ghofuurur rohim
Dengan selalu menyatakan tobat dan istighfar setulus hati, insyaa Allah hidup ini akan selalu merasa ringan tak ada beban dihati di hadapan Allah, dan hatipun ringan tanpa ada kekhawatiran atau rasa khouf bila setiap saat harus dipanggil mengadap-Nya. Selain hidup ini selalu terhiasi dzikrullah dengan segala kesungguhan dan keikhlasannya juga berusaha tidak menganggur apalagi mampu berproduksi dan berprestasi, insyaa Allah usia atau ruh ini “ akan betah “ bersemayam di tubuh hingga Allah berkehendak menariknya kembali alias meninggal dunia. Insyaa Allah , bila demikian hidup ini hidup yang penuh arti dan berma’na buat bekal mengahadap Sang Pencipta. Amien Ya Robbal’aalamien.
Demikianlah sebagian kecil dari upaya dan saran untuk memohon kepada Allah agar dianugerahi umur panjang yang bermanfaat, panjang usianya juga panjang barokahnya. Akhir hayat yang dalam keridlaan Allah, damai tentram dan bahagia serta mendapat HUSNUL KHOTIMAH

Mensikapi Musibah Kematian


Rasulullah pernah bersabda :
Yang artinya “Setiap perkara yang menyakitkan bagi seorang mu’min itu musibah “
Musibah, secara umum dapat dipahami yaitu sesuatu peristiwa yang ditimpa oleh Allah SWT. Kepada hambanya yang tidak dikehendaki karena membuat kecewa,sedikit, sakit dan menderita dsb. Musibah itu bisa bersifat :”peringatan , atau cobaan atau ujian dan bisa bersifat suatu siksaan buat hambaNya”
Bagi setiap muslim mu’min musibah itu hendaklah diterima dan sikapi sesuai dengan syariah atau tuntunan Rasulullah SAW. Hal itu karena bisa jadi musibah itu adalah akibat dari perbuatan atau ulahnya sendiri, atau pastilah musibah itu telah seizin Allah Ta’ala
Adapun musibah yang berupa kematian atau ditinggal mati oleh salah seorang anggota keluarganya, baik orang tuanya, atau anaknya atau saudaranya atau bahkan suami atau istrinya, lazimnya menimbulkan keprihatinan dsb. Kewajiban sesama muslim hendaklah ikut ber berprihatin, ikut berbela sungkawa dan segala berta’ziyah atau memberi hiburan kepada shohibul musibah dengan cara apa saja yang dapat dilakukan dengan segera
Sikap dan tindakan semacam itu akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang melakukan, buat bekal nanti dikemudiaan hari bila juga akan mengalami hal yang sama
Berikut ini penulis mengajak pembaca untuk berbuat dan bersikap arif bila suatu saat mengalami musibah seperti yang penulis alami, (yang ditinggal untuk selamanya oleh istri tercinta ) antara lain sebagai berikut :
1. Membaca Kalimat “Tarji “
Bila musibah itu datang menimpa kita atau keluarga kita, maka segeralah diterima dan disambut dengan ucapan
Yang artinya : “Sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepadaNya”
Kalimat suci atau Allah ini mengandung “Mau’idhoh “ tiga hal yaitu :
a. kita harus yakin bahwa kita ini Allah seutuhnya
b. Bahwa yang telah terjadi itu adalah kehendak atau irodah Allah SWT
c. Bahwa yang telah telah terjadi itu adalah ketentuan dan kekuasaan Allah semata terhadap hambaNYa yang tidak dapat ditawar-tawar atau ditunda. Hal ini telah difirmankan dalam Al-Qur’an :
Yang artinya: “Apabila dating masa atau ajal itu, tiasa dapat diundurkan atau dimajukan sesaatpun “

2. Diterima dengan Ridlo dan ihlas
Orang bijak ahli hikmah menerangkan bahwa sikap “Ridlo” ialah sikap hati yang menunjukkan tiada rasa keberatan dan kekecewaan atas ketentuan Allah, yang dalam istilah agama dikatakan “ridla biqodlooillah “ Qodlo’ itu harus diterima dengan penuh ketundukan hati dan tawadlu’.
Allah sudah berfirman dalam Al –Qur’an Surat Al An’am ayat 2, sebagai berikut:
Yang artinya :Dialah (Allah) yang menjadikan kami selaian dari tanah kemudian ditetapkannya ajalmu dan ajal yang ditentukanNya” pada sisinya
Adapun “ihlas” itu adalah sikap yang berhubungan dengan melaksanakan perintah atau menjauhi larangan Allah. Maka sering diucapkan “Lillaahi ta’ala” Kita tahu bahwa tak ada kebaikan dan berkah hidup bila tidak rela terhadap ketentuan Allah. Ihlas melaksanakan perintah itu berarti hati yakin bahwa kita ini milik Allah seutuhnya. Dan sebagai bukti keimanannya harus mau / sedia diatur oleh yang Maha Pengatur yaitu Allah robbul’aalamin

3. Diterima dengan “Husnu Dhonn”
Husnu Dhonn yaitu sangkaan baik. Hendaklah musibah itu diterima dengan keyakinan bahwa Allah menimpakan hal itu kepada hambaNya bagi yang akan ditinggalkan, telah terpilih dan terukur oleh kebesaran Allah yang Maha Bijaksana. Sudah barang tentu dibarengi hikmah-hikmah bagi hambanya sebagai bukti sifat rohman dan rahimnya
Hendalah diyaqini bahwa Allah tidak akan atau mustahil berbuat “dholim” kepada hambaNya. Apalahi menimpa hambaNya yang tidak berdosa dan tetap keadaan iman dan Islam apalagi selalu berserah diri setiap saat.

4. Diterima dengan Sabar dan Syukur
Peristiwa kematian , lazimnya menimbulkan keguncangan jiwa membuat diri sendiri dan menangis mencucurkan air mata kesedihan dan sebagainya. Hati menjadi gusar, gelisah, gundah gulana bercampur bawur. Hal ini wajar , namun hendaklah tidak perlu diperturutkan dan segeralah dialihkan pikiran ini kepada mencari hikmah yang menyertainya. Peristiwa itu harus disadari dengan sepenuh hati bahwa hal itu adalah sepenuhnya “ hak Allah “ yang harus diterima dengan penuh kesabaran dan lapang dada. Kita tahu bahwa sabar itu dalam islam ada beberapa macam yaitu : 1.Sabar dalam Musibah 2. Sabar dalam ibadah 3 sabar dalam ni’mat 4 Sabar dalam jihad dsb
Adapun “ sabar dalam musibah” itu maksudnya ialah bahwa hati ini hendaklah tetap menerimanya, karena hal itu adalah telah dikehendaki oleh Allah SWT, sehingga hanya ketaatan yang harus ditunjukan agar segera mendapat bimbingannya, untuk memperoleh ketentraman
Musibah kematian hendaklah “disyukuri “ bila kematiannya wajar dan terdapat tanda-tanda husnul-khotimah antara lain sebagai berikut :
1. Mati atau meninggal dalam keadaan tetap iman dan islam serta tidak putus-putusnya melaksakan amal sholeh (sholat lima waktu )dsb
2. Meninggalnya tidak meninggalkan fitnah bagi yang ditinggalkan juga bagi masyarakatnya
3. Bagi yang ditinggalkannya merasa kehilangan dan segera mendoakan kebaikan memohon maghfiroh dan rahmat bahkan ikut belasungkawa dan seraya memberi “ta’ziyyah atau hiburan, sekedar mengurangi kesedihan bagi yang ditinggalkannya

5. Diterima dengan tabah
Kata “tabah” atau “ketabahan dimaksud tahan uji menghadapi hal-hal yang terjadi yang menimpa kepada seseorang yang berupa musibah atau kesusahan dan sebagainya. Perlu dijelaskan bila sikap “ sabar” itu arahnya kepada Allah atas qodratNya, sedang “tabah” itu arahnya kepada mengadapi “ utusan keduniaan” dengan meninggalnya salah seorang anggota keluarga, apalagi suami atau istrinya, lazim lalu menimbulkan beberapa masalah. Baik berupa godaan atau ganguan syetan yang berupa datangnya rasa takut, khawatir dan kesepian dan sebagainya. Maka hendaklah dihadapi dengan selalu memohon pertolongan danbimbingan agar terhindar dari fitnah dan ma’syiyyat yang timbul dari akibat musibah kematian tersebut. Dengan memperbanyak bacaan hauqolah yaitu “laa haula walaa kuwwata illa billah yaitu memohon kekuatan lahir dan batin

6. Diterima dengan tawakkal
Tawakkal ialah “ kepasrahan mutlak “ atas apa yang terjadi pada dirinya, karena irodah Allah SWT. Dan hendaklah diyaqini bahwa meninggalnya seseorang itu pasti tidak terlepas dari qodlo, irodah dan taqdir Allah SWT. Allah pasti maha bijaksana terhadap hambaNya. Allah pasti akan menolong dan menunjuki hambanya jalan keluar menuju ketentraman dan mendapat manfaat hikmahnya asal hati tetap ‘istiqomah” dan berserah diri kepadaNya. Apa yang terjadi adalah kehendak Allah, tak perlu disesali tak perlu ber “lau-lau “ atau berandai-andai “ Misalnya dengan perkataan kalau waktu itu begini atau begini mungkin tidak begitu dan seterusnya. Hal demikian tidak perlu dilakukan

7. Diterima dengan mengharap hikmahnya
Bila musibah telah terjadi, serta segala telah kita lakukan dengan mengharap ridha Allah atas taqdir itu, sebaiknya tidak terus larut dalam kesedihan dan kekecewaan segeralah merenung-renung dalam hati,apa rahasia dan hikmah yang berlaku atas dirinya dengan musibah tersebut. Hendaklah dipahami bahwa “ kematian ‘ mengandung pelajaran dan peringatan bagi siapa saja yang menyaksikan. Rasullah pernah bersabda “Kafaa bil mauti’maudhotan” yang artinya “ cukup dengan kematian itu menjadi pelajaran ( peringatan )” Dengan menyaksikan kematian salah seorang anggota keluaga atau sanak kerabatnya, akan menggerakan hati untuk mempersiapkan dirinya di setiap saat karena pasti akan menyusulnya atau mengalaminya. Hendaklah perlu diyakini bahwa alam akhirat itu lebih baik dari alam dunia ini “ Walal aakhirotukhoirulaka minal uulaa” . Agar kita mendapatkan khusnul khotimah, sebaiknya kita selalu berusaha keras tetapnya iman dan islam di dada dan tak putus-putusnya melaksanakan amal sholeh dimanapun dan kapanpun berada,dan segera / secepatnya meninggalkan dosa serta tobat kepada Allah SWT.

Khotimah

Bila musibah itu telah sampai ketingkat ujian, maka barang siapa sanggup dan mampu mengahadapi ternyata lulus. Allah berjanji akan mengangkat derajat keimanan dan ketaqwaannnya disisiNya. Siapa yang tak akan bangga bila Allah menyanyangi kita sebagai hamba Allah dengan mengangkat derajatnya yang berarti mendekatkan diri hambaNya kepada romatNya di dunia hingga di akhirat kelak.

Menej Ekonomi Keluarga demi peningkatan kesejahteraan

Salah satu masalah yang sedang melilit bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan. Tak dapat kita pungkiri kemiskinan merupakan musuh semua bangsa termasuk bangsa Indonesia. Berdasarkan laporan dari Bank Dunia dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 kemiskinan di Indonesia kian meningkat tajam. Apalagi ditambah tingkat pengangguran yang terus meningkat. Berdasarkan data dari pusat bagi buruh dan pembangunan pada tahun 2003 pengangguran di Indonesia mencapai 40,2 juta jiwa ( Ahmad Wijaya, Pelita: 7 Januarai 2004) menurut Listiono ( pelita, 9 September 2004: 12 ), bahwa Indonesia menduduki urutan 111 dalam indeks pembangunan manusia di dunia dari 178 negara. Indikator penentu itu berdasarkan tiga aspek yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu masalah ekonomi diantaranya kemiskinan yang masih membelenggu sebagian masyarakat Indonesia perlu ditangani secara bersama –sama dengan serius baik oleh pemerintah, masyarakat, dan kita semua sebagai anggota dari sebuah keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil dari suatu bangsa seyogyanya mampu memenej ekonominya dengan baik. Apalagi dengan adanya kenaikan BBM ( Bahan Bakar Minyak ) uamh tak dapat kita pungkiri menjadikan harga-harga bahan pokok ikut naik. Dana pengeluaran setiap bulan menjadi membengkak. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai membagi uang sesuai dengan pos-posnya masing-masing, agar jangan sampai besar pasak dari tiang, yakni besar pengeluaran dari pada pendapatan. Jika telah kita atur sedemikian rupa ternyata kita mengalami defisit ( Kekurangan uang ), maka sudah seharusnya kita mencari penghasilan tambahan. Disinilah pentingnya memenej ekonomi keluarga

Pentingnya Memenej Ekonomi Keluarga
Disadari atau tidak budaya konsumtif telah mulai menyusup dalam keluarga bangsa kita. Menurut Dr. Fawzia AH. Seorang psikolog sikap komsiumtif adalah kecenderungan terhadap barang-barang atau benda tertentu yang diartikan sebagai sikap ingin memiliki dan membeli benda-banda yang sebetulnya tidak perlu . Sikapa komsumtif menurut Zumrotin (Ketua YLKI), Dr Fawzia AH dan Prof Dr. Budi Santoso timbul karena berbagai hal seperti iklan, perubahan sosial ekonomi, dampak pembangunan dan dampak industrialisasi (femina No 39/ XXIII, 1995:28-29) bila sikap komsumtif telah membudaya dalam kehidupan rumah tangga maka tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan masalah ekonomi dan masalah lainnya. Memang ekonomi bukanlah satu-satunya penentu kelanggengan dan kebahagiaan keluarga Namun survey membuktikan bahwa ekonomi merupakan penyebab konflik keluarga dan merupakan salah satu faktor pokok penyebab perceraian. Maka memenej ekonomi keluarga sangat penting baik bagi keluarga yang berpenghasilan besar maupun kecil. Meski lazimnya tugas mengelola pendapatan keluarga diserahkan kepada seorang istri, namun tidak ada salahnya jika tugas itu dikerjakan bersama antara suami dan istri. Mengelola keuangan keluarga merupakan kesempatan emas bagi suami dan istri untuk membawa keluarganya pada tingkat kesejahteraan yang senantiasa didambakan banyak orang. Ada suatu ungkapan yang perlu kita renungkan yaitu “ Cara kita mengelola keuangan akan mengunkap siapa diri kita, kepercayaan kita an nilai-nilai yang kita anut” dan seseorang yang benar-benar cerdik tahu cara memanfaatkan waktu dan uang secara bijak”
Cara Mengelola Keuangan Keluarga
Dalam memenej ekonomi keluarga menurut para ahli ada dua pundit yang materi dan sumber psikologi seperti semangat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman
Hal-Hal yang perlu dilakukan dalam mengelola keuangan keluarga diantarnya adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan penganturan keunagan antara suami dan istri secara terbuka. Untuk menghindari konflik yang bersumber dari masalah uang, antara suami istri seyogyanya berperan aktif dalam merencanakan penggunaan uang
2. Membagi-bagi uang sesuai dengan kebutuhan baik jangka pendek seperti pengeluaran uang bulanan maupun jangka menengah dan jangka panjang. Tak ada salahnya pada waktu kita menerima gajian, kita masukan uang itu dalam amplop-amplop yang telah kita tulis pos-posnya, seperti belaja sayuan, sabun, rekening air, rekening listrik, pulsa iuran anak sekolah dan transport keluarga. Selebihnya kita sisihkan untuk biaya liburan dan menabung. Jika pada akhir bulan ternyata dalam amplop-amplop masih ada uang yang tersisa, sebaiknya segera masukan dalam amplop tabungan sehingga dapat digunakan bila kita sangat membutuhkan uang itu
3. Senantiasa menyiapkan dana cadangan setiap bulan untuk keperluan tidak terduga sebagai langka antisipasi. Misalnya anggota keluarga ada yang sakit tentunya mmbutuhkan biaya untuk berobat. Atau ada saudara jauh yang berkunjung, meski sepintas tidak membutuhkan uang banyak, namun jika kita mau menghitungnya kita bisa-bisa kaget sendiri, karena pengeluaranya ternyata jauh dari yang kita perkirakan. Dengan adanya uang cadangan, maka kebutuhan-kebutuhan yang tak terdua itu dapat kita atasi tanpa mengurangi uang bulanan kita
4. Membudayakan menabung karena menabung amat membantu pada saat darurat
5. Salah satu masalah yang sering menjadi konflik adalah pemberian kepada keluarga istri atau suami maka bersikaplah adil
6. Hindari pernyataan ini milikmu itu milikku karena hanya akan membuat luka dihati suami atau istri
7. Belilah segala sesuatu berdasarkan kebutuhan bukan keinginan, sebagai langka antisipasinya bahwalah daftar barang yang dibeli sebelum pergi belanja
8. Jangan mudah tergiur terhadap hadiah atau diskon
9. Hindari deficit yaitu suatu keadaan dimana pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan. Menurut Safir Senduk ( Nova, 23 September 2001) deficit akan berakibat pada tabungan yang terus menipis, banyak harta yang terjual, seseorang akan pinjam uang, berkurangnya rasa aman karena tidak punya simpanan, memicu pertengkaran, turunnnya harga diri, muncul perasaan malu dan dapat memicu masalah kelaurga lainnya. Maka sebelum semua itu terjadi, berlaku hemat sangat dianjurkan. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammmad SAW berikut ini


Artinya: Takarlah makanan kalian ( Berhematlah kalian ), niscaya makanan kalian akan diberkati (HR Muslim ) (Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Syarah Mukhtarul Ahadits, 1999:675)




Artinya: Berlaku hemat dalam membelanjakan harta adalah separo dari pada penghidupan ………. (HR Thabroni melalui Ibnu Umar )

10. Perhatikan dengan seksama dan persiapkan sedini mungkin pos-pos yang biasanya memerlukan uang banyak seperti dana pendidikan, busana dan asesoris , tagihan telpone atau pulsa handhone, sumbangan dan hadiah, serta barang-barang elektronik
11. Jika ternyata pengeluaran tetap lebih besar dari pada pendapatan maka carilah penghasilan tambahan, seperti memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran, bunga-bungaan, buah-buahan dan TOGA ( tanaman obat untuk keluarga ) berternak ayam, memelihara ikan, membuat kue untuk dititipkan di warung, atau membawa dagangan pada pertemuan ibu-ibu dan lainya yang dapat menambah penghasilan keluarga
Contoh:
Resep kue kering yang dapat dibuat ibu-ibu baik untuk camilan keluarga atau dijual
1) Resep kue lidah kucing moka
Bahan
250 gr mentega, 150 gr gula halus, ½ sendok the vanilla, 3 butir putih telur, 225 gr terigu dan 1 sendek makan kopi intan
Cara membuat
- Kocok mentega, kopi dan sebagian gula halus sampai putih
- Kocok putih telur, sisa gula, dan vanilla sampai putih dan kaku
- Campur adonan mentega dan adonan telur, aduk rata lalu masukan tepung tyerigu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata
- Olesi lidah kucing dengan mentega, taruh adonan diatas loyang dan panggang sampai matang
2) Resep kue kering kastengel
Bahan
150 gr mentega, 175 tepung terigu,25 gr susu bubuk, 1 kuning telur, 100 gr keju

Cara Membuat
- Kocok mentega dan kuning telur sampai rata. Masukan sebagian keju, aduk rata
- Masukan terigu yang sudah diayak bersama susu bubuk sedikit demi sedikit sambil diaduk rata
- Pulung kecil panjang kira-kira 4 cm seperti jari, taruh diloyang yang sudah diolesi mentega
- Olesi dengan kuning telur dan taburi atasnya dengan keju parut lalu panggang sampai matang ( Agustina Ramli, Aneka kue kering special, Gramedia 2000:32)
Disamping hal-hal yang dilakukan diatas seorang ibu rumah tangga juga dapat (1) menatur menu setiap minggu atau sebulan sekali (2) memelihara pakaian keluarga agar tetap awet (3) belanja kebutuhan pokok yang kering sekhari-hari sebulan sekali (4) Menghemat air listrik dan pulsa
Budaya Kredit
Kredit sepertinya menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat dewasa ini. Hampir semua kebutuhan mulai dari pokok seperti rumah dan kendaraan sampai kebutuhan yang bersifat skunder bahkan tersier seperti alat-alat rumah tangga seperti TV Warna, Kulkas, DVD dan lainnya dapat diperoleh dengan melalui kredit. Maka tak heran bila sering terdengar kalimat “ Apasaja bisa dikredit, rumah dan seisinya pun dapat dikredit” Dalam memenuhi keinginan seseorang untuk memiliki suatu barang memang ada beberapa pilihan. Ada orang yang lebih seang menunda keinginannya, ia menabung terlebih dahulu, baru setelah uangnya mencukupi ia membeli suatu keinginan, Namun ada juga orang yang senang memilih kredit, mereka berpendapat lewat kredit semua barang yang dibutuhkan dapat dimiliki dan dapur tetap mngebul, atau dengan kata lain roda ekonomi keluarga tetap stabil. Melihat fenomena diatas maka di bawah ini dikemukakan beberapa segi positif dan negatifnya pemilikan barang secara kredit
1. Segi Positif
a. Dengan kredit maka keinginan seseorang untuk memiliki barang dapat tercapai secara lebih mudah
b. Dengan adanya kewajiban membayar angsuran akan mendorong seseorang lebih produktif dengan mencari penghasilan tambahan
c. Dapat meningkatkan nilai hidup seseorang untuk lebih bisa menghasilkan uang dengan cara yang baik
d. Dengan perhitungan keuangan yang vcermat, maka melalui kredit semua keinginan dapat terpenuhi tanpa mengganggu stabilitas ekonomi keluarga
2. Segi Negatif
a. Tak jarang dengan kredit menjadikan seseorang cenderung membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang tidak diperlukan
b. Kredit sering Menyebabkan seseorang membelanjakan uangnya diluar batas kemampuan keuangannya sehinga mendatangkan masalah baru
c. Konsekuensi seseorang mendapatkan barang dengan harga yang lebih mahal dibandingkan bila dibeli secara tunai
Melihat segi positif dan negative pembelian secara kredit di atas, maka Richad M Sutrisno ( Femina XVII, 1990:37) mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian secara kredit
1. Barang yang akan dikredit adalah barang-barang yang benar-benar diperlukan artinya lewat barang itu maka kebutuhan akan sarana yang efektif akan tercapai
2. Barang itu produktif dan dapat dipakai dalam jangka panjang
3. Perhitungan apakah ada dana untuk membayar cicilan, sehinga kondisi ekonomi sehari-hari tidak goyah.
4. Mengkaji ulang kebutuhan pokok sehari-hari sudah cukup atau belum
5. Bersedia mengurangi pengeluaran lain yang selama ini dipikir tidak terlalu penting
6. Pendapat para ahli keuangan seyogyanya dana untuk membayar hutang atau kredit tidak lebih dari 1/3 dari seluruh pendapatan keluarga. Jangan sampai ketika gajian, uang yang diterima hanya tinggal pucuknya saja. Bila ha ni terjadi dan tak ada sumber pendapatan lain sama artinya dengan menyengsarakan seluruh anggota keluarga
Kim Woo Choong (1997;111-120) seorang Pendiri dan pemilik besar DAEWOO memBerikan saran tentang kiat sukses dalam memenej ekonomi keluarga diantara adalah sebagai berikut:
1. Sejak awal tanamkan dalam diri kita nilai kesederhanaan dan penghematan
2. Jangan sekali-kali menggunakan uang secara sembrono seperti membeli seuatu yang tidak dibutuhkan
3. Komsumsi berlebihan sangat tidak baik, dan dapat menjadi kebiasaan buruk, orang yang komsumtif membelanjakan uang melebihi pendapatannya adalah orang yang bermasalah
4. Rintangan terbesar bagi diri kita untuk menjadi keluarga yang kaya dan maju adalah pemborosan dan konsumsi berlebihan
Demikian di antara beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam mengelola ekonomi keluarga, demi tercapainya suatu kesejahteraan dan sukses atau tidaknya upaya tersebut sangat tergantung pada kemauan masing-masing. Satu hal yang penting mudah-mudahan kita bukan termasuk orang gagal mengelola uang. Ciri-ciri orang yang gagal mengelola keuangan pribadi menurut pendapat para ahli keuangan adalah:
1. Tidak mampu membayar rekening bulanan
2. tidak mampu menabung setiap bulan
3. Mencapai batas pengeluaran maksimum setiap bulan
4. Hutang untuk bayar hutang atau gali lubang tutup lubang
Di samping hal-hal yang diuraikan di atas, tentunya sebagai seorang muslim usaha saja belum cukup, haru juga disertai dengan do’a seperti membiasakan sholat dhuha dan membaca surat Al Waqi’ah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini
Artinya
Barang sispa membaca suart Waqi’ah setiap malam niscaya ia tak akan tertimpa oleh kemiskinan untuk selamanya (HR Baihaqi dari Ibnu Mas’ud)
Dalam hal ini kalah penting adalah mau bekerja keras, karena kerja keras merupakan sumber dari sebuah pendapatan. Investasi terbesar dari seseorang adalah mau bekerja keras. Orang tidak akan pernah merasa rugi jika mau bekerja keras. Hal ini uga diperintahakan oleh Allah dalam surat At Taubah ayat 105, berikut ini
Artinya
Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu (QS At Taubah :105)

Keteraturan Alam Semesta

Sudah puluhan tahun kita nikmati alam ini. Sudah berapa kali kita menyaksikan matahari terbit di sebelah timur, terbenam di sebeah barat. Sudah ribuan kali, pasti!. Tidak banyak diantara kita yang menyadari hal tersebut sebagai suatu teladan yang tak ternilai harganya. Prinsip keteraturan ! Keteraturan Alam semesta. Bayangkan saja jika alam semesta ini keluar dari keteraturan tersebut, maka hancurlah dunia,. Subhanallah Maha suci Alllah yang telah menjaga alam ini dalam keteraturan
Tubuh kita diciptakan oleh Allah ibarat mesin yang bekerja dengan penuh keteraturan atas perintahNya. Selama keteraturan organ-organ tubuh kita terjaga, maka rasa nyaman dan sehat yang kita rasakan, namun ketika Allah berkehendak mengurangi sedikit saja keteratran kerja organ kita, maka kenyamanan juga akan berkurang, timbul rasa sakit, dan bahkan dapat berakhibat berhentinyaorgan tubuh tersebut dan mengakibatkan kematian.
Berasal dari kata “atur”,”teratur”, maka kata” keteraturan “ dapat diartikan kondisi atau situasi yag dalam naungan sebuah aturan, atau suatu sikaa atau perbuatan yang dilakukan berdasarkan aturan ang ada
Gambaran diatas menyuratkan secara jelas bahwa sampai saat ini kita masih dapat menikmati datangnya siang dan malam dengan nyamana karena masih terjaga keteraturan alam. Kita masih dapat menikmati kesehatan karena masih terjaga keteraturan organ tubuh kita. Tentu kita semua menyadari tanpa adanya keteraturan, maka kerusakan dan kehancuran ada dihadapan kita
Ya. Keteraturan alam. Teladan yang menakjubkan ini marilah kita jadikan sebagai perbaikan pola hidu kita. Dalam kehidupan sehari-hari prinsip keteraturan hendaknya diterapkan dalam setiap perbuatan sekecil apapun. Tanamkan dalam diri kita keyakinan bahwa “ Ketika kita berada dalam garis keteraturan, tentu kenyamanan akan kita nikmati, sebaliknya ketika kita keluar dari aturan yang ada, maka pasti penderitaan yang kita rasakan”.Sebagaimana hokum alam “ siapa menananm mengetam”,hokum “aksi-reaksi” atau hokum” gaung dangema” yang menunjukan apa ya kia suarakan akan kembali dapat kita dengarkan, bahkan hokum keseimbangan yang menunjukan adanya penyesuaian suatu benda karena benda lain mengalami perubahan. Kalau kita hidup teratur maka kenyamanan yang kita rasakan sebaliknya jika kita hidup dalam ketidakteraturan maka kehancuranlah yang kita dapatkan
Contoh sederhana tentang keteraturan adalah kita makan tiga kali sehari, pagi , siang, malam. Kalai kita telat makan, maka peru akan terasa lapar, melilit dan perih. Keterlambatan dan ketidakteraturan makan yang berulang-ulang akan mengakibatkan sakit mag. Penyakit mag yang kronis dapat mengakibatkan kematian. Ya! Kematian”Hanya” karena melalaikan keteraturan makan
Setiap hari kita harus bangun pagi, bersiap-siap untuk bekerja. Baik bekerja di kantor, berjualan di pasar, bertani atau pekerjaan lain. Ketika kita bangun terlambat, maka pekerjaan akan terlantar. Dikantor akan ditegus atasan, berjualan di pasar sudah banyak kehilangan pelanggan, bertani sudah kepenasan karena kesiangan, pekerjaan yang lain pun akan terhambat karena telat bangun pagi. Keadaan telat bangun pagi yang terus menerus akan menjadikan seseorang kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian yang mengakibatkan rusaknya kehidupan diri nya dan atau keluarganya.
Hidup bersih adalah satu sikap yang harus kita kembangkan oleh setiap orang yang beriman. Sebagaimanasabda rasul “Kebersihan adalah sebagaian dari Iman”, ketika kebersihan diabaikan, seperti membuang sampah sembarangan, maka lingkungan yang kotor akan mnjadi sarang nyamuk, sumber penyakit, akibatnya dimana-mana terjangkit penyakit demam berdarah, penyakit” cikungunya” dan sebagainya. Banyak anak-anak menjadi korban kecerobohan dan kelalian hanya dalam hal ketidakteraturan “ membuang sampah”. Bahkan sampai membawa” kematian”.
Keragaman hayati yang menjadi satu kekayaan Bangsa ndonesia semakin punah, kesadaran manausia untuk melestarikan lingkungan dan pengsemakin berkurang. Akibatnya, gersang dimana-mana, tidak ada penyaring udara di perkoaan yang penuh dengan asep kendaraan maupun pabrik. Polusi udara yang tak terhindarkan, penyakit paru-paru dan gangguan pernapaan mulai melanda masyarakat luas, dari anak-anak sampai orang tua. Banyak penderita TBC tak kunjung sembuh, bahkan berlarut-larut, bertambah parah, dan akhirnya meninggal dunia
Penebangan hutan dan pemalakan kayu secara liar, yang banyak dilakukan oleh oknu-oktum yang justru mengerti aturan namun sengaja melawannya, sangat berdampak buruk bagi masyarakat, seperti tanah longsor maupun banjir. Ribuan penduduk didaerah longsor dan banjir tak tertolong jiwanya. Sementara ratusan orang-orang yang melakukan perbuatan melanggar aturan menikmati hasil kejahatannya dengan girangnya. Sungguh ironis!
Fenomena-fenomena yang muncul sehubungan degan situs porno yang melanda kaum remaja brawal dari tidak adanya sikap patuh dan tunduk dengan aturan yang ada. Bagi anak usia di bawah umur tidak diperkenankan membuka situs-situs porno., demikian juga pengella warnet hendanya memblokir situs porno Namun aturan tersebut hanya berhenti pada aturan itu sendiri, tidak berlanjut kepada pelaksanaan akibatnya kasus situs porno merebak hingga membuat para orang tua resah. Generasi muda yang diharapkan dapat menjadi kebanggan dan penerus cita-cita, justru menjadi beban dan menimbulkan masalah-masalah yang mengarah kepada perbuatan criminal seperti pencabulan, pemerkosaan,yang tidak jarang dilakukan suatu prinsip keteraturan atau dengan kata lain patuh padaaturan, baik aturan tertulis maupun tidak tertulis
Aturan-aturan tidak tertuis, seperti tradsi atau adapt, hendaknya juga mendapat perhatian. Banyak kasus trjadi hanya karena kesalah pahaman antar masyarakat yang kurang memahami tradisi atau adapt. Dalam adat jawa, seorang harus lebih memberi penghormatan kepada yang lebih tua. Terutama kepada para sesepuh. Misalnya harus menyapa atau menundukan kepala ketika berlalu di hadapannya. Meskipun aturan tersebut tidak tertulis secara formal, namun jika hal tersebut diabaikan makan akan berdampak buruk. Dari dampak yang paling ringan misalnya dijauhi tetangga, sampai akibat yang paling berat seperti adanya dendam dan penganiyaaan bahkan pembunuhan karena muncul rasa tersingung, hal ini bias saja terjadi pada suku-suku pedalaman yang masih sangat menjunjung adapt dan tradisi. Tagis! Ya. Hanya karena tidak di patuhinya aturan-aturan yang ada
Dalam dunia bisnis, keteraturan menjadi prinsip utama dalam menjalankan urusan usaha. Masing-masing departemen memiliki aturan yang harus diperhatikan oleh masing-masing personelnya. Ketika aturan-aturan tersebut dilalaikan atau dirusak dengan sikap yang melawan aturan, maka pastilah rusak juga urusan bisnis dan hancurlah usahanya
Dalam urusan pemerintah, pastilah banyak aturan-aturan yang telah ditetapkan. Tentu peraturan tersebut dibuat untuk dipatuhi dan dilaksanakan semetinya, agar roda pemerintah dapat berjalan dan terkendali, terpenuhi kebutuhan masyarakat baik lahir maupun batin.Namun apa jadinya jika peraturan yang telah ditetapkan pemerintah tidak dapat dipatuhi secara konsekuen, baik oleh orang-orang dalam pemerintahan itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya, maka tanda-tanda kehancuran suatu Negara semikin jelas. Penegak hokum yang semestinya menegakkan hokum, ternyata masih saja terselip adanya oknum-oknum yang justru merusak hokum. Pakah mereka tidak menyadari adanya hokum alam “ aksi-reaksi” atau “hokum gaung gema” atau pepatah “ siapa menanam pasti mengetam” tersebut diatas? Asai saja setiap orang menyadari akan kodratnya sebagai makhlik yang harus tunduk dengan keteraturan sebagaimana keteraturan alam ini, tentu mreka akan enggan melakukan perbuatan melanggar hokum
Lebih jauh lagi, ketika manusia diciptakan di bumi ini, maka sudah di takdirkan manusia hidup dengan suatu aturan yang berlaku. Aturan-aturan tersebut yelah jelas tersurat dalam Al Quran dan Hadist Nabi. Semua