Senin, Agustus 25, 2008

Menej Ekonomi Keluarga demi peningkatan kesejahteraan

Salah satu masalah yang sedang melilit bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan. Tak dapat kita pungkiri kemiskinan merupakan musuh semua bangsa termasuk bangsa Indonesia. Berdasarkan laporan dari Bank Dunia dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 kemiskinan di Indonesia kian meningkat tajam. Apalagi ditambah tingkat pengangguran yang terus meningkat. Berdasarkan data dari pusat bagi buruh dan pembangunan pada tahun 2003 pengangguran di Indonesia mencapai 40,2 juta jiwa ( Ahmad Wijaya, Pelita: 7 Januarai 2004) menurut Listiono ( pelita, 9 September 2004: 12 ), bahwa Indonesia menduduki urutan 111 dalam indeks pembangunan manusia di dunia dari 178 negara. Indikator penentu itu berdasarkan tiga aspek yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu masalah ekonomi diantaranya kemiskinan yang masih membelenggu sebagian masyarakat Indonesia perlu ditangani secara bersama –sama dengan serius baik oleh pemerintah, masyarakat, dan kita semua sebagai anggota dari sebuah keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil dari suatu bangsa seyogyanya mampu memenej ekonominya dengan baik. Apalagi dengan adanya kenaikan BBM ( Bahan Bakar Minyak ) uamh tak dapat kita pungkiri menjadikan harga-harga bahan pokok ikut naik. Dana pengeluaran setiap bulan menjadi membengkak. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai membagi uang sesuai dengan pos-posnya masing-masing, agar jangan sampai besar pasak dari tiang, yakni besar pengeluaran dari pada pendapatan. Jika telah kita atur sedemikian rupa ternyata kita mengalami defisit ( Kekurangan uang ), maka sudah seharusnya kita mencari penghasilan tambahan. Disinilah pentingnya memenej ekonomi keluarga

Pentingnya Memenej Ekonomi Keluarga
Disadari atau tidak budaya konsumtif telah mulai menyusup dalam keluarga bangsa kita. Menurut Dr. Fawzia AH. Seorang psikolog sikap komsiumtif adalah kecenderungan terhadap barang-barang atau benda tertentu yang diartikan sebagai sikap ingin memiliki dan membeli benda-banda yang sebetulnya tidak perlu . Sikapa komsumtif menurut Zumrotin (Ketua YLKI), Dr Fawzia AH dan Prof Dr. Budi Santoso timbul karena berbagai hal seperti iklan, perubahan sosial ekonomi, dampak pembangunan dan dampak industrialisasi (femina No 39/ XXIII, 1995:28-29) bila sikap komsumtif telah membudaya dalam kehidupan rumah tangga maka tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan masalah ekonomi dan masalah lainnya. Memang ekonomi bukanlah satu-satunya penentu kelanggengan dan kebahagiaan keluarga Namun survey membuktikan bahwa ekonomi merupakan penyebab konflik keluarga dan merupakan salah satu faktor pokok penyebab perceraian. Maka memenej ekonomi keluarga sangat penting baik bagi keluarga yang berpenghasilan besar maupun kecil. Meski lazimnya tugas mengelola pendapatan keluarga diserahkan kepada seorang istri, namun tidak ada salahnya jika tugas itu dikerjakan bersama antara suami dan istri. Mengelola keuangan keluarga merupakan kesempatan emas bagi suami dan istri untuk membawa keluarganya pada tingkat kesejahteraan yang senantiasa didambakan banyak orang. Ada suatu ungkapan yang perlu kita renungkan yaitu “ Cara kita mengelola keuangan akan mengunkap siapa diri kita, kepercayaan kita an nilai-nilai yang kita anut” dan seseorang yang benar-benar cerdik tahu cara memanfaatkan waktu dan uang secara bijak”
Cara Mengelola Keuangan Keluarga
Dalam memenej ekonomi keluarga menurut para ahli ada dua pundit yang materi dan sumber psikologi seperti semangat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman
Hal-Hal yang perlu dilakukan dalam mengelola keuangan keluarga diantarnya adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan penganturan keunagan antara suami dan istri secara terbuka. Untuk menghindari konflik yang bersumber dari masalah uang, antara suami istri seyogyanya berperan aktif dalam merencanakan penggunaan uang
2. Membagi-bagi uang sesuai dengan kebutuhan baik jangka pendek seperti pengeluaran uang bulanan maupun jangka menengah dan jangka panjang. Tak ada salahnya pada waktu kita menerima gajian, kita masukan uang itu dalam amplop-amplop yang telah kita tulis pos-posnya, seperti belaja sayuan, sabun, rekening air, rekening listrik, pulsa iuran anak sekolah dan transport keluarga. Selebihnya kita sisihkan untuk biaya liburan dan menabung. Jika pada akhir bulan ternyata dalam amplop-amplop masih ada uang yang tersisa, sebaiknya segera masukan dalam amplop tabungan sehingga dapat digunakan bila kita sangat membutuhkan uang itu
3. Senantiasa menyiapkan dana cadangan setiap bulan untuk keperluan tidak terduga sebagai langka antisipasi. Misalnya anggota keluarga ada yang sakit tentunya mmbutuhkan biaya untuk berobat. Atau ada saudara jauh yang berkunjung, meski sepintas tidak membutuhkan uang banyak, namun jika kita mau menghitungnya kita bisa-bisa kaget sendiri, karena pengeluaranya ternyata jauh dari yang kita perkirakan. Dengan adanya uang cadangan, maka kebutuhan-kebutuhan yang tak terdua itu dapat kita atasi tanpa mengurangi uang bulanan kita
4. Membudayakan menabung karena menabung amat membantu pada saat darurat
5. Salah satu masalah yang sering menjadi konflik adalah pemberian kepada keluarga istri atau suami maka bersikaplah adil
6. Hindari pernyataan ini milikmu itu milikku karena hanya akan membuat luka dihati suami atau istri
7. Belilah segala sesuatu berdasarkan kebutuhan bukan keinginan, sebagai langka antisipasinya bahwalah daftar barang yang dibeli sebelum pergi belanja
8. Jangan mudah tergiur terhadap hadiah atau diskon
9. Hindari deficit yaitu suatu keadaan dimana pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan. Menurut Safir Senduk ( Nova, 23 September 2001) deficit akan berakibat pada tabungan yang terus menipis, banyak harta yang terjual, seseorang akan pinjam uang, berkurangnya rasa aman karena tidak punya simpanan, memicu pertengkaran, turunnnya harga diri, muncul perasaan malu dan dapat memicu masalah kelaurga lainnya. Maka sebelum semua itu terjadi, berlaku hemat sangat dianjurkan. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammmad SAW berikut ini


Artinya: Takarlah makanan kalian ( Berhematlah kalian ), niscaya makanan kalian akan diberkati (HR Muslim ) (Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Syarah Mukhtarul Ahadits, 1999:675)




Artinya: Berlaku hemat dalam membelanjakan harta adalah separo dari pada penghidupan ………. (HR Thabroni melalui Ibnu Umar )

10. Perhatikan dengan seksama dan persiapkan sedini mungkin pos-pos yang biasanya memerlukan uang banyak seperti dana pendidikan, busana dan asesoris , tagihan telpone atau pulsa handhone, sumbangan dan hadiah, serta barang-barang elektronik
11. Jika ternyata pengeluaran tetap lebih besar dari pada pendapatan maka carilah penghasilan tambahan, seperti memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran, bunga-bungaan, buah-buahan dan TOGA ( tanaman obat untuk keluarga ) berternak ayam, memelihara ikan, membuat kue untuk dititipkan di warung, atau membawa dagangan pada pertemuan ibu-ibu dan lainya yang dapat menambah penghasilan keluarga
Contoh:
Resep kue kering yang dapat dibuat ibu-ibu baik untuk camilan keluarga atau dijual
1) Resep kue lidah kucing moka
Bahan
250 gr mentega, 150 gr gula halus, ½ sendok the vanilla, 3 butir putih telur, 225 gr terigu dan 1 sendek makan kopi intan
Cara membuat
- Kocok mentega, kopi dan sebagian gula halus sampai putih
- Kocok putih telur, sisa gula, dan vanilla sampai putih dan kaku
- Campur adonan mentega dan adonan telur, aduk rata lalu masukan tepung tyerigu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata
- Olesi lidah kucing dengan mentega, taruh adonan diatas loyang dan panggang sampai matang
2) Resep kue kering kastengel
Bahan
150 gr mentega, 175 tepung terigu,25 gr susu bubuk, 1 kuning telur, 100 gr keju

Cara Membuat
- Kocok mentega dan kuning telur sampai rata. Masukan sebagian keju, aduk rata
- Masukan terigu yang sudah diayak bersama susu bubuk sedikit demi sedikit sambil diaduk rata
- Pulung kecil panjang kira-kira 4 cm seperti jari, taruh diloyang yang sudah diolesi mentega
- Olesi dengan kuning telur dan taburi atasnya dengan keju parut lalu panggang sampai matang ( Agustina Ramli, Aneka kue kering special, Gramedia 2000:32)
Disamping hal-hal yang dilakukan diatas seorang ibu rumah tangga juga dapat (1) menatur menu setiap minggu atau sebulan sekali (2) memelihara pakaian keluarga agar tetap awet (3) belanja kebutuhan pokok yang kering sekhari-hari sebulan sekali (4) Menghemat air listrik dan pulsa
Budaya Kredit
Kredit sepertinya menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat dewasa ini. Hampir semua kebutuhan mulai dari pokok seperti rumah dan kendaraan sampai kebutuhan yang bersifat skunder bahkan tersier seperti alat-alat rumah tangga seperti TV Warna, Kulkas, DVD dan lainnya dapat diperoleh dengan melalui kredit. Maka tak heran bila sering terdengar kalimat “ Apasaja bisa dikredit, rumah dan seisinya pun dapat dikredit” Dalam memenuhi keinginan seseorang untuk memiliki suatu barang memang ada beberapa pilihan. Ada orang yang lebih seang menunda keinginannya, ia menabung terlebih dahulu, baru setelah uangnya mencukupi ia membeli suatu keinginan, Namun ada juga orang yang senang memilih kredit, mereka berpendapat lewat kredit semua barang yang dibutuhkan dapat dimiliki dan dapur tetap mngebul, atau dengan kata lain roda ekonomi keluarga tetap stabil. Melihat fenomena diatas maka di bawah ini dikemukakan beberapa segi positif dan negatifnya pemilikan barang secara kredit
1. Segi Positif
a. Dengan kredit maka keinginan seseorang untuk memiliki barang dapat tercapai secara lebih mudah
b. Dengan adanya kewajiban membayar angsuran akan mendorong seseorang lebih produktif dengan mencari penghasilan tambahan
c. Dapat meningkatkan nilai hidup seseorang untuk lebih bisa menghasilkan uang dengan cara yang baik
d. Dengan perhitungan keuangan yang vcermat, maka melalui kredit semua keinginan dapat terpenuhi tanpa mengganggu stabilitas ekonomi keluarga
2. Segi Negatif
a. Tak jarang dengan kredit menjadikan seseorang cenderung membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang tidak diperlukan
b. Kredit sering Menyebabkan seseorang membelanjakan uangnya diluar batas kemampuan keuangannya sehinga mendatangkan masalah baru
c. Konsekuensi seseorang mendapatkan barang dengan harga yang lebih mahal dibandingkan bila dibeli secara tunai
Melihat segi positif dan negative pembelian secara kredit di atas, maka Richad M Sutrisno ( Femina XVII, 1990:37) mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian secara kredit
1. Barang yang akan dikredit adalah barang-barang yang benar-benar diperlukan artinya lewat barang itu maka kebutuhan akan sarana yang efektif akan tercapai
2. Barang itu produktif dan dapat dipakai dalam jangka panjang
3. Perhitungan apakah ada dana untuk membayar cicilan, sehinga kondisi ekonomi sehari-hari tidak goyah.
4. Mengkaji ulang kebutuhan pokok sehari-hari sudah cukup atau belum
5. Bersedia mengurangi pengeluaran lain yang selama ini dipikir tidak terlalu penting
6. Pendapat para ahli keuangan seyogyanya dana untuk membayar hutang atau kredit tidak lebih dari 1/3 dari seluruh pendapatan keluarga. Jangan sampai ketika gajian, uang yang diterima hanya tinggal pucuknya saja. Bila ha ni terjadi dan tak ada sumber pendapatan lain sama artinya dengan menyengsarakan seluruh anggota keluarga
Kim Woo Choong (1997;111-120) seorang Pendiri dan pemilik besar DAEWOO memBerikan saran tentang kiat sukses dalam memenej ekonomi keluarga diantara adalah sebagai berikut:
1. Sejak awal tanamkan dalam diri kita nilai kesederhanaan dan penghematan
2. Jangan sekali-kali menggunakan uang secara sembrono seperti membeli seuatu yang tidak dibutuhkan
3. Komsumsi berlebihan sangat tidak baik, dan dapat menjadi kebiasaan buruk, orang yang komsumtif membelanjakan uang melebihi pendapatannya adalah orang yang bermasalah
4. Rintangan terbesar bagi diri kita untuk menjadi keluarga yang kaya dan maju adalah pemborosan dan konsumsi berlebihan
Demikian di antara beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam mengelola ekonomi keluarga, demi tercapainya suatu kesejahteraan dan sukses atau tidaknya upaya tersebut sangat tergantung pada kemauan masing-masing. Satu hal yang penting mudah-mudahan kita bukan termasuk orang gagal mengelola uang. Ciri-ciri orang yang gagal mengelola keuangan pribadi menurut pendapat para ahli keuangan adalah:
1. Tidak mampu membayar rekening bulanan
2. tidak mampu menabung setiap bulan
3. Mencapai batas pengeluaran maksimum setiap bulan
4. Hutang untuk bayar hutang atau gali lubang tutup lubang
Di samping hal-hal yang diuraikan di atas, tentunya sebagai seorang muslim usaha saja belum cukup, haru juga disertai dengan do’a seperti membiasakan sholat dhuha dan membaca surat Al Waqi’ah sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini
Artinya
Barang sispa membaca suart Waqi’ah setiap malam niscaya ia tak akan tertimpa oleh kemiskinan untuk selamanya (HR Baihaqi dari Ibnu Mas’ud)
Dalam hal ini kalah penting adalah mau bekerja keras, karena kerja keras merupakan sumber dari sebuah pendapatan. Investasi terbesar dari seseorang adalah mau bekerja keras. Orang tidak akan pernah merasa rugi jika mau bekerja keras. Hal ini uga diperintahakan oleh Allah dalam surat At Taubah ayat 105, berikut ini
Artinya
Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu (QS At Taubah :105)

Tidak ada komentar: